Perusahaan angkutan taksi New Atlas Semarang bekerjasama dengan Grab. Kerjasama ini dilakukan untuk menunjang pelayanan masyarakat mendapatkan angkutan murah dan eksistensi perusahaan.
"Kita harus akui teknologi mengikis taksi konvensional. Daripada ikut terkikis, saya pilih ikut masuk sistem daring di Grab. Tujuannya menyelamatkan perusahaan, menyelamatkan para sopir untuk terus bekerja", jelas Direktur Utama Atlas Taksi Semarang Tutuk Kurniawan, usai meresmikan masuknya taksi Atlas ke Grab di Semarang, Rabu (9/8).
Tutuk tak menampik bila tren sistem angkutan daring saat ini menggerus taksi konvensional dalam mendapatkan penumpang. Tak pelak, keputusan bergabung ke Grab ini dipilihnya untuk mempertahankan perusahaannya yang menaungi 900 orang sopir tersebut.
Keputusan taksi Atlas Semarang masuk sistem Grab ini juga mendapat dukungan dari Dinas Perhubungan Kota Semarang. Sebab, hal ini menjadi contoh taksi resmi yang ikut menggunakan sistem
online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini contoh yang baik, taksi resmi. Nantinya mereka yang masuk ke sistem online juga harus melalui sistem (uji) KIR, uji kelayakan, sesuai dengan peraturan yang saat ini lagi dibahas untuk disiapkan", kata Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kota Semarang, Anton Suwartono.
Oleh pihak Grab, taksi New Atlas diminta menyiapkan 200 unit armada Jumlah ini diperkirakan masih bisa bertambah, tergantung tingkat kebutuhan masyarakat.
"Kita sekarang masuk Grab langsung diminta 200 unit. Tapi katanya ini masih bisa bertambah bila nanti kebutuhan masyarakat naik. Kita taksi resmi lho, ijin lengkap, bukan plat hitam, mobilnya baru lagi", tambah Tutuk.
Sebelumnya, sudah ada beberapa perusahaan taksi lain yang juga bekerjasama dengan penyedia layanan transportasi
online. Diketahui, BlueBird sudah menjalin kerjasama dengan Gojek, sementara Uber bekerjasama dengan penyedia taksi Express.