Jakarta, CNN Indonesia -- Dotan Goshen, seorang mantan pejabat eksekutif, secara hati-hati mengatur beberapa buah melon di dasar keranjang, kemudian menempatkan tomat, kol, dan beberapa sayur lain.
Dengan senyum puas, ia melihat "keranjang sayuran organik" miliknya yang siap diantarkan pada pelanggan.
Goshen, seorang mantan petinggi di perusahaan teknologi Technion di Israel, mengambil keputusan dramatis setelah pada suatu hari atasannya memaki-memaki dirinya karena tidak mengabdikan diri pada pekerjaan. Padahal, Goshen bekerja setidaknya 50 jam setiap pekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keesokan harinya, ayah dari tiga anak ini menyerahkan surat pengunduran diri dan mulai mewujudkan impian untuk memproduksi sayuran dan buah organik.
Goshen, kini 37 tahun, adalah segelintir pemuda yang masuk ke industri teknologi sejak awal karier, hanya untuk meninggalkan pekerjaan dan gelimang uang untuk mencari gaya hidup yang sesuai dengan idealisme mereka.
Fenomena itu tidak hanya terjadi di Israel.
Di banyak negara yang perkembangan teknologinya sangat pesat, banyak eksekutif muda yang tergoda untuk bertualang atau mencicipi gaya hidup yang lebih sederhana, sehat, dan juga sesuai dengan jati diri.
Namun di Israel --negara yang para penduduknya sering berpindah-pindah kerjaan, dan rekrutment pegawai juga lebih bersifat informal-- dorongan untuk berganti profesi sangat kuat. Hal ini diungkapkan Daniel Barkat, mantan bos teknologi yang kemudian beralih memproduksi coklat untuk para vegetarian.
"Di Israel, ketika Anda meninggalkan dunia militer tanpa memiliki ijazah universitas, maka Anda bisa mendapatkan posisi di perusahaan teknologi canggih, dan pada beberapa tahun kemudian Anda ingin melakukan sesuatu yang berbeda," ucap Barkat.
Para pemuda Israel menjalani wajib militer di usia 18 tahun dan setelah menyelesaikan masa pengabdian untuk negara, baru lah mereka mengenyam pendidikan tingkat tinggi.
Mereka yang tergabung di Unit 8200 terbiasa menganalisis menggunakan peralatan berteknologi canggih. Unit ini dikenal sebagai tentara siber yang terkadang melakukan pekerjaan seperti meretas.
Di negara yang pemudanya menghabiskan 32 bulan untuk menjalani wajib militer --sementara untuk perempuan dua tahun-- masuk ke dalam Unit 8200 bisa dianggap sebagai jalan tol untuk masuk ke industri teknologi.
Banyak 'veteran' kemudian mendirikan perusahaan rintisan teknologi.
Barkat, 29 tahun, yang direkrut untuk pekerjaan level menengah di perusahaan informasi finansial setelah menyelesaikan masa wamil, kemudian meninggalkan jabatan itu untuk mendirikan bisnis coklatnya.
"Di usia 24 tahun, saya sudah mencapai target yang diinginkan banyak orang dewasa sepanjang hidup mereka: pekerjaan yang stabil, bergengsi, dan bergaji tinggi," ucapnya.
"Namun pekerjaan saya sangat teknis, membosankan, dan tak berarti. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, 'ke mana selanjutnya saya harus pergi?'"
Barkat yang bersama dengan kekasihnya memilih jadi vegetarian, kemudian meluncurkan coklat yang diproduksi menggunakan susu kedelai dan santan ketimbang susu.
Transisi yang SukarPerusahaan Barkat kini memiliki 12 pegawai, dan produk coklatnya didistribusikan ke 100 lokasi di seluruh Israel.
Besarnya proporsi angkatan kerja Israel di dunia teknologi informasi, yaitu berkisar 10 persen, meningkatkan kemungkinan migrasi ke sektor-sektor lain. Hal ini diungkapkan Daniel Haber, seorang konsultan dan juga penulis buku
Kejutan-kejutan Ekonomi Israel.
Perpindahan profesi ini bisa berlangsung sangat sukar, kata Eli Cohen, pemuda yang meninggalkan pekerjaan di perusahaan operator telepon terbesar di Israel untuk mengajar metode hidup seimbang -- mengombinasikan teknik meditasi dengan Tai Chi dan Qi Gong.
"Pada mulanya ini tak mudah, dan tidak berhasil," katanya. "Di saat bersamaan, saya harus terus bekerja sembari mempelajari rahasia keahlian pekerjaan baru saya."
Goshen menyebut dirinya sudah mengubah prioritas hidup ketika memutuskan beralih pekerjaan.
"Sebelumnya, saya memiliki mobil dari perusahaan, gaji yang bagus, dan hari ini saya tidak tahu jumlah pendapatan saya. Namun bisa menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga bersentahan dengan bumi itu tidak ternilai."