Jakarta, CNN Indonesia -- Nasib akhir satelit Telkom 1 mulai menemui titik terang. Hasil kajian sementara merekomendasikan satelit Telkom 1 dimatikan.
"Seperti yang kami laporkan ke Pak Menteri, bahwa hasil kajian Telkom dengan Lockheed Martin itu rekomendasinya dilakukan
shutdown (dimatikan)," ujar Direktur Utama Alexander J. Sinaga dalam konferensi pers di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (12/9).
Rekomendasi itu datang dari kajian bersama antara Telkom Indonesia dan Lockheed Martin selaku produsen satelit. Kendati demikian belum ada tanggal pasti kapan rekomendasi tersebut akan dilakukan.
"Proses untuk itu kami masih bekerja dengan Lockheed Martin sehingga kapan akan dieksekusi itu juga masih tergantung dengan hasil kajian yg masih kami lakukan tiap hari dari data-data telemetri," jelas Alex.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Alex juga membantah kabar yang pernah beredar soal hancurnya Telkom 1. Data-data telemetri yang mereka jadikan bahan kajian ia anggap sebagai bukti Telkom 1 masih hidup.
"Maka saya bilang istilah itu salah karena kami masih bisa berkomunikasi telemetri dengan Telkom 1."
Semenjak anomali diketahui pada 25 Agustus lalu, keberadaan satelit Telkom 1 di antariksa sempat simpang-siur. Sebuah analisis dari ExoAnalitycs pernah menduga satelit hancur di orbit geostasioner. Sementara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga pernah menyebut Telkom 1 sudah jadi sampah antariksa.
Telkom pun tak banyak bicara soal kondisi satelitnya itu. Mereka lebih memilih fokus memulihkan layanan sampai tenggat waktu 10 September lalu.
Telkom berani mengklaim Telkom 1 masih hidup karena stasiun pengendali mereka di Cibinong masih menerima sinyal telemetri satelitnya. Sinyal tersebut kemudian menjadi bahan kajian bersama Lockheed Martin.
Rencananya, Telkom akan mengganti Telkom 1 dengan Telkom 4. Satelit baru yang dipersiapkan meluncur pertengahan tahun depan itu akan menempati slot orbit yang sama di 108 derajat bujur timur.
(evn)