Jakarta, CNN Indonesia -- Nokia memutuskan untuk mengakhiri lini produk
virtual reality miliknya yakni kamera OZO. Perusahaan menilai bahwa "era VR" tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Penutupan bisnis ini menjadi berita buruk bagi 28 persen pekerja di Nokia Technologies. Perusahaan diperkirakan akan mengurangi 310 dari 1.099 karyawan. Paling banyak di Finlandia, AS, dan Inggris.
Sehubungan dengan PHK itu, perusahaan mengharapkan hal tersebut tidak mempengaruhi anggota angkatan kerja di negara asalnya dan seharusnya tidak mempengaruhi operasinya di AS dan Inggris. Untuk sementara waktu, paten Nokia di teknologi VR juga akan dibiarkan "tak tersentuh".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nokia mengatakan bahwa "perkembangan pasar VR lebih lambat dari perkiraan" sehingga perkembangan versi selanjutnya untuk kamera OZO VR juga tak bisa cepat.
Perusahaan mengatakan bahwa mereka akan terus memberikan dukungan kepada pengguna kamera OZO. Kamera yang mampu menangkap pemandangan 360 itu diluncurkan Nokia sekitar dua tahun lalu.
"Perubahan tersebut akan mempengaruhi karyawan kami, dan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami berkomitmen untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan kepada pihak yang terkena dampak," Gregory Lee, presiden Nokia Technologies, mengatakan dalam pernyataan perusahaan.
Alih-alih mengejar VR, Nokia memilih untuk mempercepat teknologi kesehatan digital. Mereka memfokuskan diri pada Withings, jam pintar asal Perancis sekaligus perangkat yang didesain untuk kesehatan pada 2016.
Analis industri seperti dilaporkan
Variety disebut telah mengeluarkan perkiraan yang kelewat positif untuk pasar VR, namun sejauh ini segmen tersebut belum juga semarak. Perusahaan lain yang mengembangkan dan menjual peralatan kamera VR termasuk Google, Samsung Electronics and Jaunt Inc.