Kian Dinanti, Harbolnas Tetap Picu Kekhawatiran Pembeli

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2017 13:59 WIB
Pesat belanja diskon Harbolnas tiap tahun kian dinanti pembeli, namun masih ada sejumlah kekhawatiran saat transaksi online.
Pesat belanja online mengalami sejumlah peningkatan, tapi tetap memicu kekhawatiran pembeli. (dok. Thinkstock/Grinvalds)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta diskon Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017 yang akan jatuh pada 12 Desember mendatang diproyeksikan bakal  mencatatkan kenaikan 50-100 persen nilai transaksi dibandingkan tahun lau.

Director Consumer Insights Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri memaparkan teman itu mengacu pada hasil survei Harbolnas 2016 yang melibatkan 500 pembeli berusia di atas 15 tahun di 20 kota di Indonesia. Hasilnya nilai transaksi tahun lalu diestimasikan mencapai Rp3,3 triliun dalam tiga hari (12-14 Desember 2016) atau sekitar Rp1,1 triliun dalam sehari.

Nielsen mencatat tingginya nilai transaksi sejalan dengan meningkatnya jumlah kepemilikan ponsel dan pengakses internet di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ukur di 10 area di Indonesia, kepemilikan ponsel itu juga naik terus tahun ini 42 persen yang memiliki smartphone. Tren 2017 penetrasi internet dan pengguna ponsel naik, itu akan bawa industri e-commerce naik," ujarnya.

Penemuan menarik lainnya terkait Harbolnas 2016 adalah bahwa penjualan meningkat 3,9 kali dibanding hari biasa. Sebanyak 68 persen dari mereka berbelanja melalui perangkat mobile. Fesyen menjadi produk yang paling banyak diburu.

"68 persen fesyen seperti baju, tas. Teknologi dan gadget. Kemudian membeli aksesoris komputer dan HP," jelas Rusdy.

Iming-iming potongan harga

Lembaga riset asal AS ini juga mencatat skitar 41 persen orang mengaku menunggu tawaran bebas ongkos kirim selama Harbolnas. Sementara 27 persen lainnya mengincar voucher dan 15 persen memburu cashback.

Kesiapan jelang Harbolnas juga berlaku di kalangan pembeli.  Survei Nielsen mencatat konsumen merogoh kocek dari tabungan untuk bisa menikmati pesta diskon Harbolnas.

"Dari hasil survei terlihat 29  persen pembelanja memiliki tabungan sedangkan hanya 1 persen yang menggunakan kartu kredit. Sementara, 87 persen orang yang ikut momen ini sudah merencanakan akan belanja," lanjut dia.

Tiga kekhawitiran konsumen

Meski momen Harbolnas mulai mendapatkan perhatian pecinta belanja online, Nielsen mencatat ada tiga kekhawatiran yang masih menghantui pembeli saat bertransaksi di layanan e-commerce.

Yang pertama adalah masalah kualitas produk. Responden Nielsen menerangkan bahwa banyak pelanggan mendapatkan produk yang tidak sesuai kualitas yang ditunjukkan di situs.

"Sebenarnya dari tahun ke tahun produk kualitas jadi masalah. Takut produk yang dibeli dan yang datang beda," ujar Rudy.

Selain itu, pembeli daring juga memiliki kekhawatiran mengenai pembayaran. dengan jumlah yang meningkat dari tahun ke tahun. "Kekhawatiran pembayaran meningkat setiap tahunnya dari 9 persen, 13 persen hingga yang terakhir 17 persen," terangnya.

Masalah pengiriman juga menjadi kekhawatiran pembeli, terutama proses pengiriman barang dan waktu tiba pesanan. Kekhawatiran ini juga meningkat setiap tahunnya, dari 8 persen, 12 persen hingga terakhir 15 persen.

Ketua Harbolnas 2017 Achmad Alkatiri juga menerangkan bahwa tahun ini, pihaknya akan fokus untuk mengantisipiasi adanya diskon palsu. Pasalnya, diskon justru memperburuk citra belanja online dan membuat pembeli kapok.

"(E-commerce) kami ajak untuk melakukan tindakan preventif misalnya, penjual nggak boleh ganti harga setelah tanggal sekian sehingga tiba-tiba harga naik berapa persen. Atau benar-benar memberikan edukasi atau peringatan," ujarnya.

Panitian Harbolnas tahun ini juga menyediakan pusat informasi untuk menanggulangi masalah-masalah di atas. Jika diskon palsu di dalam satu e-commerce tetap dibiarkan oleh platform-nya, maka e-commerce tersebut terancam tak boleh lagi mengikuti Harbolnas tahun selanjutnya karena dinilai curang.

"Kalau dibiarkan, tahun-tahun selanjutnya mereka tidak akan diterima sebagai peserta Harbolnas. Meskipun itu adalah e-commerce besar, sanksi tersebut tetap akan dijatuhkan," tutup Achmad. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER