Jakarta, CNN Indonesia -- Ada beberapa cara untuk menguasai bisnis teknologi seperti yang ditunjukkan para pemimpin industri saat ini. Beberapa mengutamakan layanan, ada yang mengedepankan inovasi, ada pula yang memprioritaskan keterjangkauan.
Jupe Tan,
Senior Vice President dari Plug n Play, mengatakan ada cara lain untuk merajai bisnis teknologi yakni menciptakan ekosistem. Tan memberi contoh pada kasus Rakuten dan Apple.
Rakuten merupakan perusahaan
e-commerce tersukses di Jepang, orang menjuluki Amazon dari negeri Sakura. Tan menilai besarnya Rakuten tak lepas dari ekosistem program loyalti yang jadi andalan perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rakuten melakukannya agak berbeda lewat program loyalti. Jadi setiap produk, entah itu kosmetik,
e-commerce, atau makanan satu yen bernilai satu poin di ekosistem Rakuten," ucap Tan saat ditemui di konferensi Tech in Asia, Jakarta, Rabu (1/11).
Dengan sistem poin tersebut, pelanggan Rakuten bisa 'dijebak' dalam ekosistem. Sebab poin yang diperoleh bisa dipakai untuk membeli berbagai produk dan jasa dari perusahaan yang telah bekerja sama dengan Rakuten.
Ia mengungkapkan strategi ini serupa dengan Apple. Perusahaan asal Cupertino itu punya lingkungan yang begitu rapi sehingga antarperangkat bisa terhubung dengan mudah dan cepat.
Melihat seseorang diselimuti berbagai produk Apple bukanlah pemandangan yang aneh. Siapa pun bisa memerintah Siri untuk memutar lagu secara spesifik dari Apple Music di berbagai perangkat Apple. Airpod yang kemunculannya kontroversial itu bahkan bisa terhubung dengan cepat ketika di sekelilingnya mengenali produk Apple lain via koneksi Bluetooth.
Meminjam kata Jon Markman dari Forbes, desain Apple seperti itu seperti sebuah perangkap agar pelanggan tak bisa kabur dari ekosistem yang mereka gunakan.
"Semenjak gue pakai iPad pertama susah pindah ke yang lain. Pernah pakai Samsung tapi enggak enak," ujar Hafizd Mukti, seorang pengguna loyal produk Apple. iPad
Gen 1 jadi produk Apple pertamanya pada 2011 silam. Kini Hafizd 'terjebak' dengan iPhone 7 Plus, MacBook, dan iPad miliknya.
Lalu apakah ada contoh perusahaan teknologi di Indonesia yang punya ekosistem sebaik Rakuten dan Apple? Jawabannya belum ada, namun ada satu yang mendekati yaitu Gojek.
Berawal dari ojek panggilan melalui aplikasi, Gojek kini merambah ke banyak layanan. Di antara semua layanan itu, fitur pembayaran Gopay punya peran penting sebagai fondasi di ekosistem Gojek.
Layanan Gojek membentang dari transportasi, pengantaran makanan, kurir, hiburan, hingga jual pulsa. Ragam layanan yang banyak dan dukungan pembayaran Gopay dapat 'mengurung' pelanggan Gojek agar terus betah di aplikasi mereka, menyerupai Apple dan Rakuten.
Tan melihat Gojek punya potensi yang begitu luas dengan ekosistemnya. Ia menilai perusahaan yang diarsiteki oleh Nadiem Makarim itu sebagai yang tersukses dalam menciptakan ekosistemnya sendiri.
"Saya rasa itu potensi yang bisa diraih Gojek dan ekosistem Gopay. Sejauh ini, transportasi adalah pasar terbesar mereka, mungkin diikuti oleh Gofood, lalu layanan lainnya. Tapi mereka masih punya banyak peluang. Bayangkan ketika Gojek meluncurkan produk ritelnya sendiri, lalu Gopay bisa dipakai sebagai alat pembayarannya," pungkas Tan.