Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersiap meluncurkan aplikasinya sendiri. Aplikasi mereka akan menyediakan informasi dan bisa digunakan untuk memesan penginapan dan restoran.
Hal ini dilakukan untuk menyaingi aplikasi dari
online travel agency (OTA) yang kini banyak beredar.
"Saya jamin lebih murah dari OTA asing. Doakan paling lambat satu bulan ke depan," kata Wakil Ketua PHRI Rainier H. Daulay dalam diskusi di bilangan Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rainier proses pembuatan aplikasi tersebut sudah di tahap akhir. "Tinggal namanya yang belum ada."
Rainier memastikan pihaknya menggandeng perusahaan lokal untuk membuat aplikasi itu. Selain nanti lebih murah, aplikasi PHRI itu nanti bakal merapikan data transaksi yang mereka bukukan.
Aplikasi PHRI ini merupakan respons anggota perhimpunan terhadap serbuan perusahaan OTA asing di dalam negeri. Rainier merasa aturan main antara OTA asing dengan industri perhotelan di dalam negeri timpang.
Ia menuding OTA asing dengan mudahnya menerima untung dengan berbisnis di Indonesia tanpa membayar pajak dan memenuhi syarat yang diperlukan untuk beroperasi.
"Itu kita pastikan yang punya orang menengah ke atas yang punya kos-kosan nganggur disewakan lewat AirBnB, enggak perlu bayar pajak, enggak perlu urus izin," keluh Rainier.
Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan ada ada permintaan dari PHRI yang menuntut bisnis AirBnB di Indonesia dihentikan. Alasannya, AirBnB mengancam kelangsungan industri hotel dan restoran mereka.
Belakangan diketahui permintaan itu datang dari Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani. Namun tadi Rainier berupaya mengklarifikasi bahwa pernyataan Hariyadi itu berlaku apabila AirBnB masih membandel untuk patuh terhadap regulasi yang akan pemerintah buat.
(eks)