Jakarta, CNN Indonesia -- Appsflyer menyebut bahwa kecurangan iklan (
ad fraud) yang dipasang di aplikasi perangkat mobile telah menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.
Berdasarkan catatan Appsflyer selama 2017, total kerugian dari aksi
ad fraud ini mencapai US$65-70juta atau setara Rp878-945 miliar. Data itu didapat dari 200-300 kliennya di Indonesia.
"Itu hanya angka dari klien kami, jadi bisa dibayangkan berapa besarnya untuk seluruh Indonesia,” ujar Paul Michio McCarthy, Director of Sales AppsFlyer saat wawancara eksklusif dengan
CNNIndonesia.com pekan lalu (29/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa bentuk iklan mobile ini adalah iklan
click-to-download (iklan diklik untuk mengunduh aplikasi) atau iklan visual berupa gambar atau video seperti yang sering terlihat di desktop.
Klik palsu ini yang digunakan penjahat siber untuk mengelabui pengiklan. Secara global, dalam setahun terakhir kecurangan seperti ini telah merugikan pengiklan antara US$1,1-1,3 miliar (lebih dari Rp14 triliun).
Appsflyer meyebut kalau lebih dari setengah angka ini merupakan kecurangan instalasi aplikasi (
app install fraud). Hal ini didapat dari data yang dirangkum oleh teknologi perusahaan analis data pemasaran asal Amerika Serikat itu. Kecurangan dideteksi dari perilaku (
behaviour) klik yang dibuat.
"Pengguna manusia biasanya membutuhkan waktu paling tidak lebih dari satu menit untuk mengunduh aplikasi, menginstal, dan membuka aplikasi itu [...] (Tapi jika) terjadi dalam waktu yang sangat singkat, misalnya hanya lima detik, maka itu jelas dilakukan oleh mesin dan merupakan kecurangan,” papar McCarthy.
Sempat timpa Tokopedia Hal ini sempat menimpa Tokopedia. Layanan
e-commerce itu sempat menemukan ada kecurangan siber berupa penggelembungan biaya iklan.
Dengan demikian, angka instalasi tinggi tapi retensi pengguna rendah. Retensi adalah tingkat kembalinya pengguna menggunakan aplikasi mereka.
Dengan Active Fraud Suite Appsflyer, Tokopedia berhasil mengidentifikasi kecurangan dan meningkatkan retensi. retensi dari lima jaringan media iklan teratas mereka meningkat hingga 78 persen di level 30 hari.
"Data yang bersih dan bebas kecurangan adalah dasar untuk praktik pemasaran mobile yang kuat," kata Doni Nathaniel Pranama, Tokopedia Head of Analytics & Internet Marketing.
Selain itu, teknologi AppsFlyer juga bisa digunakan untuk mendeteksi performa iklan di suatu media. Misal, mengecek performa iklan di Facebook, Google atau Twitter dalam jangka waktu tertentu.
Sehingga, dengan mengetahui performa iklan dan mendeteksi jika terjadi kecurangan, diharapkan perusahaan bisa lebih efektif mengalokasikan dana iklan.
(eks)