Jakarta, CNN Indonesia -- Lima tahun setelah Google meluncurkan Google Glass dan setahun berselang Snapchat menjual kacamata Spectacle ke publik, kini giliran perusahaan lain yang mencoba peruntungannya di bisnis kacamata canggih.
Adalah Vuzix, produsen kacamata berbasis di New York, AS, yang kali ini terjun untuk berkompetisi. Bedanya, kacamata Vuzix Blade bakal mengintegrasikan produknya dengan asisten digital Alexa.
Fitur utama dari kacamata Alexa itu adalah
augmented reality (AR). Berkat teknologi Alexa, pengguna bisa mengoperasikan kacamata hanya lewat suara. Misal, pengguna bisa memerintahkan Alexa untuk membuka peta atau menampilkan hasil pertandingan olahraga terbaru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kami) tertarik dengan potensi kacamata itu dan kemampuannya menghadirkan Alexa ke pelanggan dengan cara baru," ujar juru bicara Amazon.
Kacamata Vuzix Blade ini menjadi kacamata pintar pertama yang memakai teknologi Alexa. Amazon, selaku pemegang teknologi Alexa, menyambut kolaborasi ini karena mereka ingin menghadirkan Alexa ke banyak jenis perangkat.
Asisten digital Alexa pertama kali diperkenalkan lewat penutur suara Echo yang juga dibuat oleh Amazon pada 2014 silam. Secara komersial, Echo adalah perangkat penutur cerdas paling populer. Echo mengungguli perangkat serupa milik kompetitor seperti Google Home dan Home Pod dari Apple.
Berbeda dengan Google Glass yang mengusung desain nyeleneh, Vuzix Blalde justru membuat desain yang seperti kacamata pada umumnya.
Pada Oktober 2017 kemarin, Amazon bersama Sonos memperkenalkan penutur cerdas yang memanfaatkan teknologi Alexa. Salah satu kemampuan penutur cerdas Sonos itu ialah mengendalikan pemutar musik.
Sebagai kacamata pertama dengan Alexa, Vuzix mematoknya dengan harga cukup mahal. Diperkirakan rilis pada kuartal kedua tahun ini, Vuzix bakal melabeli setiap unitnya di harga US$1.000 atau sekitar Rp13,4 juta.
Vuzix mengakui harga kacamatanya sangat mahal. Itu sebabnya mereka berharap bisa menekan harga secepat mungkin.
"Tujuan akhirnya adalah menjual kacamata itu di bawah US$500 dan kami bisa mewujudkannya di 2019 nanti," ucap CEO Vuzix Paul Travers.
Mengutip
Bloomberg, rencananya kacamata Vuzix Blade ini akan dipamerkan di ajang Consumer Electronic Show (CES) 2018 di Las Vegas, AS. Kemudian pada pertengahan tahun, Vuzix akan mulai menjualnya.
Sejauh ini tercatat hanya Google dan Snapchat yang sudah merambah bisnis kacamata pintar. Google diketahui kepayahan membuat Google Glass sukses secara komersial.
Sementara kacamata Spectacles milik Snapchat hanya terintegrasi ke layanannya sendiri. Secara komersial, Spectacles bernasib serupa Google Glass yang redup seiring waktu.
(evn)