Jakarta, CNN Indonesia -- Maraknya mata uang digital seperti Bitcoin menimbulkan masalah tersendiri. Satu masalah yang belakangan marak adalah pembajakan komputer memakai
malware untuk menambang uang digital atau biasa disebut
cryptocurrency hijacking (
cryptojacking) atau
coinjacking.
Cara kerja
cryptojacking sederhananya memakai
malware untuk 'menyandera' komputer seseorang untuk dijadikan lahan tambang koin digital.
Malware
cryptojacking biasanya menyebar melalui situs web. Belakangan, ada juga yang menginfeksi lewat jaringan WiFi publik seperti yang terjadi di salah satu gerai Starbucks di Argentina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyanderaan terjadi secara diam-diam. Ketika sudah terinfeksi, korban bakal merasa performa komputer jauh melambat dan perangkat memanas.
Selain itu, menambang uang digital tak bisa langsung mendapat banyak koin dalam waktu sebentar. Maka, daya penambang juga perlu siap-siap dengan tagihan listrik yang membengkak.
Meski demikian, ketika dikonfirmasi produsen perangkat sistem WiFi, TP Link, skeptis
cryptojacking bisa menghantam perangkat keras. Head of E-Commerce TP Link, Richard Susilo, menilai yang perlu dapat perlindungan ekstra adalah piranti lunaknya.
Namun, pengamat keamanan siber, Alfons Tanujaya menyebut pembajakan
cryprohacking lewat WiFi mungkin terjadi. Hal ini dimungkinkan oleh pengelola router WiFi gratis, ISP, atau bahkan penyedia perangkat keras router itu sendiri.
"Itu (dari) pengelola routernya. Bisa admin, bisa ISP, bisa penyedia router. Jadi sebagai kompensasi WiFi gratisan mereka meminta kompensasi
coinjacking. Walaupun itu ilegal yah," tuturnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Rabu (24/1).
Cara kerjanya adalah dengan menanam
script cryptojacking di
router atau
gateway yang mengontrol
router. Meski ISP bisa saja melakukan cryptojacking, namun Alfons pesimis soal itu. Sebab, jika dilakukan ISP melanggar hukum dan terancam penjara.
"Kalau di WiFi gratis kan masih abu-abu. 'Wong gratisan yah kasih keuntungan dikit dong sama yg punya WiFi', mungkin begitu kira-kira mereka berpikir. Kalau pelanggan ISP di injeksi, kan salah ISP. Orang sudah bayar iuran kok masih di palakin," tandasnya.
Namun menurut Alfons, bukan
coinjacking yang saat ini marak dilakukan di Indonesia. Tapi memonetisasi WiFi gratis dengan iklan.
"Prinsipnya kan sama saja dengan
coinjacking menukar WiFi dengan keuntungan finansial bagi penyedia wifi. Cuma
coinjacking ilegal. Dan keuntungan dari tampilan iklan
so far masih bisa diterima masyarakat," tandasnya.
Berdasarkan laporan
Cyber Scoop, pelaku
cryptojacking biasanya menyasar komputer di kawasan negara miskin. Pemilik komputer di sana biasanya relatif lebih awam soal keamanan sehingga relatif lebih mudah dibobol
cryptojacking.
Satu solusi yang bisa dipakai untuk menghadapi bahaya
cryptojacking adalah memasang
ad blocker di aplikasi peramban. Selama fitur
ad blocker diaktifkan, perangkat akan aman dari
cryptojacking.
Peramban dari Opera merupakan contoh yang sudah mengantisipasi
cryptojacking dengan
ad blocker bawaan. Sementara di peramban lain seperti Chrome dan Firefox,
ad blocker bisa diunduh sebagai aplikasi ekstensi dari pihak ketiga.
(eks)