Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu upaya Infinix menyaingi vendor ponsel asal China lainnya yang menjamur di tanah air adalah dengan menghadirkan ponsel berspesifikasi tinggi dengan harga terjangkau. Xiaomi sebelumnya sempat menyebutkan bahwa perusahaannya menerapkan strategi serupa untuk merebut pasar.
Marcia Sun, SEA Regional of Infinix Mobile, mengakui bahwa Xiaomi adalah rival terkuat perusahaan yang dipimpinnya. Namun, Infinix ingin belajar dari kesuksesan Xiaomi.
“Kompetitor secara global yang terkuat bagi kami adalah Xiaomi. Tapi sejujurnya kami tidak melihatnya (Xiaomi) sebagai kompetitor, kami belajar dari mereka,” kata Sun pada
CNNIndonesia.com usai peluncuran Infinix Zero 5, Kamis (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbukti, dengan strategi ini, Xiaomi berhasil menyalip Samsung dan kini menjadi ponsel nomor satu di India berdasarkan data kuartal tiga 2017.
Incar pasar menengah
Infinix sendiri menyatakan bakal tetap konsisten di pasar ponsel menengah ke atas di kisaran harga Rp1-3 jutaan.
"Produk kami itu
middle-high karena produk kami di sektor itu lebih bersahabat harganya dibandingkan merk lainnya,” ujarnya.
Meski mengklaim produknya sebagai produk menengah atas, namun dengan kisaran harga produk Rp1-3 juta produk Infinix sebenarnya adalah produk kelas
early-adopter dan menengah. Ini berdasarkan pembagian kategori ponsel versi IDC.
Tambah pabrikSelain itu, Infinix juga mengumumkan telah menggandeng pabrik baru yang berlokasi di Jakarta untuk mengantisipasi kehabisan produk. Sebab, Sun menyebut permintaan produk Infinix sangat tinggi walaupun tak banyak model yang dirilisnya.
“Pabrik kami sebelumnya sudah bekerjasama dengan Satnusa di Batam, karena
demand sangat tinggi terhadap Infinix, sekarang kita akan menambah satu pabrik lagi yakni Telesindo, mereka juga pabrik yang memproduksi LG, BlackBerry. Pabrik kedua ini ada di Jakarta, dan akan mulai beroperasi di bulan depan,” lanjutnya.
Kapasitas pabrik Telesindo sendiri diterangkan Sun sebesar 400 ribu unit per bulan. Namun itu tergantung pada permintaan yang ada dan berubah-ubah.
Infinix menilai kesuksesan Xiaomi adalah karena mereka memiliki
supply chain yang baik dan harga perangkatnya yang terjangkau.
“Xiaomi merupakan merk yang sangat baik. Xiaomi punya
supply chain yang besar dan harga produknya cukup murah. Sedangkan kami memulai dari awal,” aku Sun.
Sementara itu, Infinix tahun ini baru menargetkan 3 persen pangsa pasar di Indonesia. Meski demikian, ia tidak mau menyebut berapa pangsa pasarnya saat ini.
(eks)