Telegram Sempat 'Menghilang' dari App Store

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Selasa, 06 Feb 2018 02:29 WIB
CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa ada konten tak seharusnya di dalam aplikasi percakapan tersebut.
Aplikasi Telegram (AFP PHOTO / CHRISTOPHE ARCHAMBAULT)
Jakarta, CNN Indonesia -- Telegram sempat dihapus Apple dari toko aplikasi iOS pada Kamis (1/2). CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa ada konten tak seharusnya di dalam aplikasi percakapan tersebut.

Tak hanya Telegram saja, aplikasi yang baru saja diluncurkan perusahaan di Android Durov yaitu Telegram X juga ikut diblokir. Telegram X yang memiliki desain lebih bagus dari aplikasi resminya saat ini sedang dalam status beta di iOS.

"Kami diperingatkan Apple bahwa konten tak seharusnya tersedia untuk pengguna di aplikasi dan mereka telah diturunkan dari App Store. Setelah kami mendapatkan perlindungan untuk kedua aplikasi, aplikasi akan kembali tersedia di App Store," kicau Durov melalui Twitter kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Diperkirakan, Telegram telah melanggar pedoman Apple yang mengharuskan setiap aplikasi untuk memiliki sistem penyaringan dan pemblokiran. Aplikasi juga harus punya standar operasional ketika konten yang menyinggung harus dihapus dengan cepat.

Kendati demikian, saat ini Telegram sudah kembali dapat diakses di toko aplikasi Apple. Durov dalam cuitannya juga menerangkan bahwa lebih dari 100 ribu orang mengunduh Telegram.





Telegram sendiri telah dikritik oleh beberapa pemerintah termasuk Indonesia karena menggunakan enkripsi end-to-end yang melindungi komunikasi antar pengguna.

Beberapa lembaga penegak hukum telah mengeluhkan teknik pengacakan data ini sehingga sulit untuk menyelidiki beberapa kasus yang kompleks.

Di sisi lain, aplikasi asal Rusia itu mendapatkan ketenarannya karena sistem enkripsi dari ujung ke ujung tersebut. Kebanyakan rivalnya tidak menggunakan sistem yang sama, atau baru mengadopsi sistem itu belakangan ini.

Durov yang membangun aplikasi ini juga mencitpkan jaringan sosial terbesar VKontakte. Motivasi awalnya meluncurkan Telegram adalah "untuk membangun sarana komunikasi yang tidak dapat diakses oleh badan keamanan Rusia."

Di Indonesia, Telegram mendapat ‘pengampunan’ dari Kementerian Komunikasi dan Informatika setelah sebelum diblokir pada Juli 2017 karena banyak digunakan oleh grup teroris dan penganut radikalisme.

Aplikasi itu juga sempat mendapat teguran kembali pada Oktober 2017 karena banyak stiker dewasa bertebaran bebas di platformnya. (asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER