Jakarta, CNN Indonesia -- Teknologi Massive MIMO yang disebut juga teknologi Pra-5G itu diklaim bisa naikkan kecepatan internet dari 2Mbps, bisa meningkat hingga 40 Mbps. Ini berarti peningkatan kecepatannya bisa mencapai 20 kali lipat.
Tergantung antena yang dipasang, kecepatannya ini bahkan bisa naik hingga hitungan Gigabita jika dijalankan di spektrum penuh.
"Hanya dapat 2-3Mbps untuk LTE, kurang enak lah LTE segitu. Itu pun tidak stabil karena kadang turun kadang naik. Setelah kita pasang MIMO itu perbedaannya sangat signifikan. Kalau pakai MIMO 128 antena dapat meningkatkan kecepatan lebar pita sampai dengan 1,2 Gb per detik," jelas Vice President (VP) Technology Relations PT Smartfren Telecom, Munir Syahda Prabowo, saat ditemui di konferensi pers Smartfren di Jakarta, Kamis (8/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Smartfren mengklaim bahwa perusahaannya jadi yang pertama menerapkan teknologi pre-5G dengan teknologi massive MIMO secara komersial itu.
Syaratnya, peningkatan kecepatan ini hanya berlaku pengguna yang berjarak 100 meter dari antena pra-5G Smartfren itu. Sebab, jangkauan antena ini memang tidak luas.
Selain itu, antena ini hanya akan dipasang di wilayah yang padat pengguna. Sebab, kecepatan internet di daerah padat pengguna ini seringkali melambat karena terbatasnya kemampuan perangkat operator untuk melayani tingginya permintaan akses internet pengguna.
Antena
massive MIMO yang akan dipasang di BTS juga akan digunakan untuk menyelesaikan masalah sulit sinyal di gedung tinggi. Sebab, teknologi massive MIMO ini bisa mengurangi penggunaan antena indoor di gedung-gedung tersebut.
"Teknologi ini cocok untuk mengatasi kesulitan pengguna yang berada di dalam ruang gedung tinggi yang susah mendapatkan sinyal. Dia bisa jadi solusi pengganti antena indoor yang terlalu mahal," jelas Munir.
Mahal sebab diperlukan banyak antena
indoor di dalam gedung agar seluruh area gedung bisa mendapat akses sinyal operator selular.
Smartfren menyebut akan memasang setidaknya 200 antena Massive MIMO sepanjang 2018. Sebanyak 200 antena tersebut akan dipasang di area padat pengguna, seperti gedung-gedung di Jakarta dan kemungkinan akan dipasang juga di wilayah Surabaya.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan teknologi ini adalah salah satu strategi perusahaan mempersiapkan penambahan pelanggan yang ditarget meningkat dua kali lipat adalah dengan mengadopsi teknologi 4G plus dengan Massive MIMO secara komersial.
Beda dengan teknologi MIMO lainMunir menyebut bahwa teknologi massive MIMO yang diadopsinya punya keunggulan dari teknologi MIMO operator lain. Menurutnya, operator lain kebanyakan menerapkan 4x4 MIMO. Sementara Smarfren menggunakan 8x8 dan 16x16 MIMO (Massive MIMO).
"Ini teknologi yang kami adopsi berkat kerjasama dengan ZTE untuk dikomersialkan di Smartfren. Perbedaan signifikannya adalah memiliki banyak jalur. Sehingga, bisa meningkatkan koneksi antena ke handset. Kalau yang biasanya itu hanya satu jalur," terang Munir.
Teknologi ini sekarang baru bisa berjalan di band TDD 2.300. Smartfren mengklaim hanya pihaknya yang memiliki jaringan 4G di spektrum tersebut.
Menurut Munir pengguna pun tak harus mengganti telepon genggam mereka untuk menikmati teknologi ini. Namun, ponsel dengan CAT lebih tinggi akan mampu menangkap lebih banyak sinyal dari antena.
(eks)