Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan
wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Toyota Avanza pada Januari 2018 mencapai 7.534 unit, atau tidak sebaik periode sama tahun lalu yang mencatat angka sebesar 10.315 unit. Distribusi Avanza dari pabrik ke dealer di awal 2018 naik sedikit dari Desember 2017 yang mencapai 6.782 unit.
Manager Humas PT Toyota-Astra Motor (TAM) Rouli Sijabat menjelaskan mengecilnya volume penjualan
wholesales Avanza karena pabrikan asal Jepang itu tengah fokus memenuhi banyaknya permintaan model baru Rush. Hingga Februari 2018, surat pemesanan kendaraan (SPK) Rush sudah mencapai 17 ribu unit.
"Hal ini juga dampak kami sedang fokus memenuhi permintaan yang tinggi di Rush. Ini lebih ke arah menambah pasokan Rush untuk konsumen agar tidak menunggu terlalu lama," kata Rouli kepada
CNNIndonesia.com, Senin (19/2).
Dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Januari 2018, Rush baru telah terdistribusi sebanyak 3.416 unit, atau naik drastis dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 1.739 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan angka distribusi Rush baru berhasil mengungguli kompetitor seperti Honda HR-V dan Honda BR-V untuk mobil sekelas Rush selama Januari 2018.
"Penjualan Avanza masih dalam kondisi range normal untuk memenuhi kebutuhan pasokan di dealer. Yang di awal tahun umumnya ada koreksi dari permintaan pasar," jelas Rouli.
Tahun lalu, distribusi Avanza mencapai 116.311 unit atau rata-rata 9.692 unit per bulan. Suplai Avanza tertinggi pada tahun lalu terjadi di bulan Maret 2017 yang menembus angka sebanyak 13.124 unit.
Sementara itu,
Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto, berasumsi bila turunnya angka wholesales Avanza dikarenakan pada tahun sebelumnya Toyota sudah mendapatkan lebih banyak permintaan untuk mobil berjenis low multi purpose vehicle (LMPV) itu.
Pabrik milik Daihatsu terletak di Sunter dan Karawang (merakit Avanza dan Rush) mendahalukan memproduksi model Rush untuk memenuhi banyaknya permintaan. Dijelaskan Soerjo, menyusutnya angka distribusi Avanza bulan lalu bukan karena kehadiran kompetitornya.
"Kemarin kebetulan mau akhir tahun banyak yang beli jadi angkanya cukup fantastis. Dan di Januari, kami berasumsi demandnya sudah
advance ke November dan Desember," tutup Soerjo.
(mik)