Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga riset
International Data Corporation (IDC) dalam laporan terbarunya mencatat pengiriman ponsel pintar di Asia Tenggara hingga akhir 2017 menurun kurang dari satu persen.
Dalam laporan yang bertajuk
'Quarterly Mobile Phone Tracker', IDC mencatat total pengiriman ponsel di negara-negara berkembang Asia Tenggara hampir mencapai 100 juta unit di 2017, turun kurang dari satu persen dari tahun ke tahun (YoY).
Dari negara-negara berkembang di Asia Tenggara, hanya Myanmar dan Filipina yang mencatat penurunan pengiriman dibandingkan negara lainnya seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IDC mencatat kemunculan beberapa pemain lokal dan pemain kecil di kedua negara kalah tak mampu menandingi empat produsen global. Keempat perusahaan tersebut kian memperkuat posisi mereka dengan kemunculan perangkat untuk segmen low-end (kisaran harga US$100 sampai US$200 atau sekitar Rp1,3 juta-Rp2,7 juta) dan kelas menengah (US$200
Secara garis besar, pengiriman ponsel di wilayah Asia Tenggara didominasi perangkat kelas pemula dan menegah. Perangkat low-end masih dominan dengan pangsa 37 persen sementara kelas menengah mencatatkan 27 persen (27,1 juta unit) dari total pasar dibandingkan dengan 2016 yang hanya mencapai 17 persen (17,6 juta unit).
Jensen Ooi, Senior Market Analyst, Client Devices, IDC ASEAN, mengatakan hal itu masih ditambah dengan gaya konsumen yang tak terburu-buru membeli perangkat karena telah menggunakan handset berkualitas meski hanya di kelas menengah yang kualitasnya dianggap baik.
"Terlepas dari semakin populernya empat pemain teratas yang mampu menahan volume pengiriman, mayoritas pengguna tidak terburu-buru untuk mengganti handset baru jika mereka telah menggunakan handset midrange yang kualitasnya baik dengan harga yang cukup tinggi terutama dengan pertimbangan budget, hal ini mengakibatkan masa pakai dan tingkat penggantian yang lebih lama," paparnya dalam keterangan resmi.
Samsung dominasi bisnis
Empat pemain besar di Asia Tenggara adalah Samsung dengan pangsa pasar 29,1 persen dan pengiriman 29,3 juta unit selama 2017. Perusahaan asal Korea Selatan ini berjaya di kelas menengah berkat Galaxy J series.
Oppo menyusul di peringkat kedua dengan pengapalan sebesar 17,2 juta unit dan mampu menguasai 17 persen pangsa pasar. Berkat aktivitas marketing dan deretan artis yang menjadi ambassadornya, seri F Oppo masih disambut baik.
Posisi keempat ditempati Vivo yang mengirimkan 7,2 juta unit ponsel tahun lalu dengan pangsa pasar 7,2 persen. Serupa dengan strategi Oppo, Vivo menjajakan seri V dengan baik di Asia Tenggara.
Strategi Oppo dan Vivo yang gencar memperluas pemasaran serta keterlibatan selebriti lokal.
Produsen asal China Huawei hanya mampu mengapalkan 5,4 juta ponsel tahun ini dan semakin memperlebar jaraknya dari Samsung dengan hanya memperoleh 5,4 persen pasar. Huawei meramaikan pasar ponsel segmen menengah berkat seri Nova.
Apple yang belum terlalu berkeras dengan bisnis di Asia Tenggara justru menempati posisi bungsu di peringkat lima besar. Model lawas seperti iPhone 5, iPhone SE, dan iPhone 6 mendominasi dengan total pengapalan 4,5 juta perangkat dengan pangsa pasar 4,4 persen.
(evn)