Jakarta, CNN Indonesia -- Badan keamanan Amerika Serikat seperti FBI, NSA, dan CIA secara gamblang mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak menggunakan perangkat besutan perusahaan China.
Meski telah mengungkap alasan rentan membocorkan informasi para penggunanya, namun hal itu terkesan dibuat-buat. Belakangan diketahui bahwa pemerintah AS merasa khawatir berlebih terhadap teknologi yang dikembangkan Huawei cs.
Pemerintah AS ternyata bukan mengkhawtirkan perangkat besutan Huawei cs. Dilaporkan Wall Street Journal, teknologi 5G yang tengah dikembangkan perusahaan asal China seperti Huawei justru yang jadi ketakutan utama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat 'tangan' Huawei, China dikhawatirkan menggantikan Silicon Valley sebagai pusat inovasi dunia. Cakupan 5G yang semakin luas -- terlebih ketika AS belum mulai mengadopsinya, dikahawatirkan bisa mempercepat pengembangan teknologi seperti salah satunya mobil otonom.
Huawei menjadi salah satu perusahaan yang secara resmi meluncurkan beberapa produk pendukung 5G di ajang Mobile World Congress (MWC) akhir Februari lalu di Spanyol. Dalam demonya, teknologi 5G besutan Huawei mampu mendukung kecepatan akses hingga 2,3 Gbps.
Komite Penanaman Modal Asing (CFIUS) pekan lalu meminta Qualcomm menunda kesepakatan akuisisi Broadcom karena akan bisa membuat Huawei berada di 'atas angin' di tengah pengembangan teknologi 5G.
Pemerintahan Trump diketahui mengajukan gagasan untuk membangun jaringan nirkabel 5G yang didukung pemerintah. Rencana tersebut sejatinya menuai kecamat dari pejabat lain dan pelaku industri.
Di sisi lain, operator AT&T dan Verizon justru baru berencana menggelar 5G di beberapa kota di tahun ini. Sementara T-Mobile dan Sprint baru akan menyusul di tahun depan.
(btg)