Jakarta, CNN Indonesia -- Shopback belum lama ini melakukan survei terhadap 1.000 responden di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Hasil riset ini mengungkap posisi tiga pemain utama bisnis transportasi
online di Indonesia.
Go-Jek, Uber, dan Grab disebut menjadi tiga pemain utama penyedia jasa transportasi
online. Gojek yang pertama kali diperkenalkan pada 2015 sebelum aplikasi lainnya menjadi pintu gerbang pembuka yang memperkenalkan masyarakat pada jasa ini.
"Lebih dari setengah (51,1 persen) responden mengaku Go-Jek sebagai transportasi
online yang pertama kali mereka gunakan, diikuti oleh Grab (34,2 persen) dan Uber (14,4 persen)," demikian hasil survei tersebut seperti dipublikasikan Shopback, Senin (19/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, penggunaan aplikasi Go-Jek perlahan menurun pada saat riset ini dilakukan. Kini, kebanyakan responden sudah menggunakan Grab.
"Saat responden ditanyakan aplikasi ojek
online yang digunakan saat ini, sebanyak 44,8 persen memilih menggunakan Grab terpaut tipis dengan Go-Jek yang mendapatkan persentase 42,3 persen," riset itu menemukan.
Harga Lebih MurahResponden rupanya menilai saat ini Grab menawarkan harga yang lebih murah ketimbang dua platform lainnya. Selain harga yang lebih murah, kuantitas jumlah
driver serta promo mingguan yang lebih banyak juga menjadi alasan responden untuk menggunakan transportasi
online ini.
Grab dan Gojek memang terlihat sama-sama ambisius untuk menguasai bisnis transportasi daring di Indonesia meski secara hukum jasa yang mereka tawarkan masih menjadi perdebatan.
Gojek kini telah hadir di 50 kota baru di Indonesia dan sempat dirumorkan akan berekspansi ke negara Asia Tenggara lain tahun ini. Sementara, Grab yang bermarkas di Singapura telah hadir di lebih dari 100 kota di Asia Tenggara.
Di sisi lain, Uber yang baru saja mendapatkan presiden baru di Indonesia masih belum terlihat akan melampaui dua rivalnya. Justru, tersiar kabar perusahaan yang didirikan Travis Kalanick itu akan menjual bisnisnya di kawasan Asia Tenggara pada Grab karena keduanya sama-sama disuntik investasi SoftBank Group dari Jepang.
(asa)