Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Facebook Mark Zuckerberg sedang mengadapi panggilan untuk bersaksi di hadapan anggota parlemen Amerika Serikat dan Inggris, terkait dugaan skandal penyalahgunaan data penggunanya oleh Cambridge Analytica.
Cambridge Analytica adalah lembaga konsultan politik yang berbasis di London dan dikabarkan menggunakan informasi yang diperoleh secara tidak benar dari 50 juta pengguna Facebook sejak 2014 lalu untuk kepentingan pemilihan presiden Amerika Serikat lalu.
"Rakyat Amerika pantas mendapatkan jawaban tentang manipulasi media sosial dalam pemilu 2016," jata Senator Mark Warner, dikutip dari
CNN, Selasa (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, seperti dikutip dari
Reuters, Komisi Perdagangan Federal AS juga tengah menyelidiki Facebook atas penggunaan data pribadi. Penyelidikan tersebut akan melihat, apakah Facebook mengizinkan Cambridge Analytica untuk menggunakan data Facebook yang sebenarnya melanggar kebijakan.
Ketua Komite Media Parlemen Inggris Damian Collins meminta Zuckerberg memberikan bukti terkait koneksi Facebook ke Cambridge Analytica.
Petugas perlindungan data Inggris sedang mencari surat perintah untuk memasuki kantor Cambridge Analytica di London guna memeriksa server dan sistemnya. Mereka juga memeriksa tanggapan Facebook terhadap penggunaan data yang tidak sah.
"Kami melihat apakah Facebook mengamankan dan melindungi informasi pribadi di platform dan apakah ketika mereka mengetahui tentang hilangnya data, mereka menangani dengan baik dan apakah orang diberi tahu," Komisaris Informasi Elizabeth Denham mengatakan kepada radio BBC.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Cambridge Analytica mengatakan telah bekerja sama dengan kantor Komisi Informasi pada sejumlah hal, termasuk terkait data Facebook, sejak awal 2017 dan menawarkan untuk berbagi semua informasi yang dimintanya.
Sementara itu, Zuckerberg hingga kini belum memberikan komentar resminya sejak skandal ini menguap ke publik pada Jumat pekan lalu.