Cara Cambridge Analytica Curi 50 Juta Data Pengguna Facebook

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Rabu, 21 Mar 2018 10:40 WIB
Cambridge Analytica mengumpulkan data 50 juta pengguna Facebook dari mulai identitas pengguna, jaringan pertemanan hingga 'like' pengguna di Facebook.
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica (CA) menjadi salah satu kasus penyalahgunaan data terbesar yang terjadi saat ini. Dilansir dari The New York Times, CA mengumpulkan data dari mulai identitas pengguna, jaringan pertemanan hingga 'like' pengguna di Facebook.

Idenya adalah untuk memetakan kepribadian berdasarkan apa yang orang suka di Facebook, dan kemudian menggunakan informasi tersebut. untuk menargetkan audiens dengan iklan digital.

The New York Times menuliskan periset dari CA pada 2014 meminta pengguna untuk melakukan survei kepribadian. Tak hanya itu, pengguna pun diminta untuk mendownload aplikasi yang menghapus beberapa informasi pribadi dari profil mereka dan profil teman mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada saat itu, aktivitas tersebut yang diizinkan Facebook. Namun, saat ini sudah dilarang. Sebelumnya, teknik serupa telah dikembangkan oleh Pusat Psikometrik Universitas Cambridge.

Pusat tersebut menolak untuk bekerja sama dengan CA. Sayangnya, ada salah satu profesor yang bersedia.

Aleksandr Kogan, profesor Rusia-Amerika bersedia bekerjasama dan membangun aplikasi sendiri pada Juni 2014. Sejak saat itu, dia mengumpulkan data untuk CA.

Dilansir dari CNET, aplikasi tersebut bernama "thisisyourdigitallife".

Ahli Data Christopher Wylie mengungkapkan Kogan memberikan lebih dari 50 juta profil mentah ke Cambridge Analytica.

"Hanya sekitar 270.000 pengguna. (mereka yang berpartisipasi dalam survei) telah menyetujui untuk mendapatkan data mereka yang dipanen, meskipun mereka semua diberitahu bahwa itu digunakan untuk penggunaan akademis," ujarnya kepada The New York Times.

Sementara dari Facebook mengatakan tidak ada kata sandi atau "potongan informasi sensitif" telah diambil, meskipun informasi tentang lokasi pengguna tersedia untuk Cambridge.

Lebih lanjut, Facebook mengungkapkan yang dilakukan CA bukan pelanggaran data. Namun, perusahaan raksasa internet ini melarang data semacam ini dijual atau ditransfer. Hal tersebut yang dilakukan Kogan, kepada perusahaan konsultan politik. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER