Lebih dari Setengah Startup Unicorn Ada di China

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Senin, 16 Apr 2018 18:20 WIB
Sebanyak 53 persen startup berstatus unicorn di dunia berasal dari China, sehingga negara tersebut dianggap layak menjadi salah satu kiblat perusahaan rintisan.
Ilustrasi pekerja startup (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengungkap bahwa 53 persen unicorn dunia berasal dari China. Untuk itu, Telkomsel menganggap China merupakan salah satu kiblat perkembangan perusahaan rintisan (startup).

"Venture capital (pemodal ventura) pun banyak yang membuka cabang di China. Negara tersebut memiliki potensi nilai yang besar. Sehingga, jika berhasil di China, kemungkinan ekspansi di luar negeri menjadi besar," ujarnya saat ditemui saat konferensi pers kompetisi startup The Next Dev di Jakarta, Senin (16/4).

Ririek berharap di masa mendatang Indonesia pun bisa sukses seperti China yang banyak melahirkan unicorn.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unicorn sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perusahaan rintisan yang belum melempar saham ke publik dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar (sekitar Rp13 triliun).

Istilah ini digunakan sebab perusahaan yang bisa mencapai valuasi sebesar itu terbilang langka, selangka unicorn. Hanya sedikit perusahaan rintisan yang berhasil 'selamat' dalam siklus usaha mereka dan menjadi besar.

"Indonesia memiliki penduduk yang besar. Pengguna media sosial pun besar. Itulah yang menjadi potensi dari industri kreatif agar bisa memberikan manfaat," tambahnya.

Sejalan dengan potensi yang besar di Tanah Air, Telkomsel kembali menggelar The Next Dev. Acara tahunan ini menjadi ajang pencarian dan pengembangan startup teknologi di Indonesia.

Ririek menjelaskan tahun ini solusi yang memberikan dampak bagi sosial masyarakat menjadi tema besar ajang tersebut.

"Tema lebih mengutamakan social impact. Diharapkan bisa memberikan solusi yang memberikan hidup lebih transparan dan mudah," jelasnya.

Persyaratan utama aplikasi yang didaftarkan adalah mampu menghadirkan dampak sosial positif yang dapat membantu kehidupan masyarakat Indonesia.

Beberapa contoh kategori sebagai dasar pengembangan solusi, yang merefleksikan berbagai bidang yang menyentuh aspek kehidupan masyarakat secara langsung, di antaranya pendidikan, pemerintahan, lingkungan, kesehatan, transportasi, pariwisata, energi, agrikultur, dan perdagangan.

Selanjutnya, 20 startup terbaik berkesempatan mengikuti program pengembangan bisnis The NextDev Academy. Mereka juga akan mendapat hadiah berupa seed funding (pendanaan awal) hingga memperoleh akses untuk bisa mendapat pendanaan berikutnya dari angel investor. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER