Shenzhen, CNN Indonesia -- Teknologi kecerdasan buatan (
artificial intelligence/AI) akan segera mengisi ruang kegiatan manusia, tak terkecuali di sektor transportasi dan kehidupan perkotaan. Setidaknya itu yang diyakini oleh Huawei dalam Global Industry Vision (GIV) 2025.
Perusahaan teknologi asal China, Huawei percaya diri AI akan memiliki peran jauh dalam sistem tata kota dan transportasi yang lebih efisien.
Dalam GIV 2025, Huawei menyebutkan peran AI dalam transportasi adalah menghubungkan 200 juta kendaraan dengan jaringan komunikasi 5G. Teknologi itu diperhitungkan bisa mengurangi biaya transportasi hingga 56 persen dan durasi kemacetan sampai 86 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hal itu, Huawei pun meramalkan mobil otonom semakin dekat. Kendati tidak dapat memastikan kapan bisa benar-benar bisa mengaspal secara luas untuk publik.
"Kami tidak tahu kapan mobil otonom akan tiba, tapi kalau assisted vehicle kami yakin tak akan lama lagi," ujar Chief Strategy Marketing Officer William Xu di Shenzhen, China, Selasa (17/4).
Sementara untuk penerapan kota cerdas, kajian Huawei memakai studi kasus di sejumlah kota di dunia, salah satunya adalah Yabu, Arab Saudi.
Setelah membuka jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi dan aplikasi tepat guna, Yanbu berhasil menghemat anggarannya seperti pemeliharaan jalan sebesar 20 persen dan ongkos pencahayaan publik lebih dari 30 persen.
Hasilnya pun tak percuma, angka kecelakaan di kota tersebut menurun sehingga pada akhirnya mendorong investasi tumbuh 16 persen pada 2017.
Studi dengan hasil serupa juga terjadi di Nairobi, Kenya yang mencatat penerapan AI untk menekan angka kriminalitas hingga 46 persen pada tahun lalu.
"Pada 2025 nanti AI akan jadi platform generik di dunia, itu artinya dapat diterapkan ke segala sektor dan industri dan memberikan nilai tambah terhadapnya," pungkas William.
(evn)