Jakarta, CNN Indonesia --
Huawei menilai persaingan pasar ponsel cerdas di Indonesia sangat sulit. Raksasa teknologi asal China itu tengah membenahi strukturnya untuk menghadapi strategi kompetitor yang variatif.
"Dengan ada struktur baru ini kita menyiapkan fondasi untuk menghadapi persaingan yang super, super, keras di Indonesia," ucap Deputy Country Director Huawei Indonesia Lo Khing Seng usai peluncuran Nova 2 Lite di Jakarta, Rabu (25/4).
Meski dominan di Asia Timur dan populer di Eropa, namun manuver Huawei di Indonesia terbilang lamban. Menilik riwayat peluncuran ponsel mereka di Indonesia, Huawei butuh berbulan-bulan untuk mendatangkan produk baru yang sejatinya sudah mereka luncurkan di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terlihat jelas pada Huawei P10 yang diperkenalkan pertama kali rilis pada April 2016 namun baru masuk ke Indonesia pada Desember 2016. Bahkan P10 yang sudah meluncur sejak Maret 2017 tak kunjung masuk ke Indonesia.
Lo mengaku keterlambatan itu jadi masalah bagi Huawei. Ia mengindikasikan ada masalah di proses manufaktur dan jaringan distribusi.
"Kita mengikuti
step by step, lebih berhati-hati agar comply dengan aturan-aturan yang ada," tukasnya.
Namun ia meyakini masalah itu selesai mengingat waktu peluncuran dari beberapa produk terakhir seperti di seri Nova sudah lebih cepat.
Dampak dari keterlambatan Huawei ini adalah acapkali kompetitornya mencuri panggung peluncuran produk baru.
Pada Rabu (25/4) ini, Huawei Indonesia memperkenalkan Nova 2 Lite yang dibanderol Rp2,6 juta.
Sebelumnya, Xiaomi dan Asus juga baru meluncurkan ponsel Redmi Note 5 dan ZenFone Max Pro M1 yang masing-masing dibanderol dengan harga yang bersaing dengan Huawei Rp2,5 juta dan Rp2,8 juta.
Namun, kedua ponsel itu membawa prosesor yang lebih unggul ketimbang tawaran Huawaei Nova 2 Lite. Sebab, Nova 2 Lite hanya menawarkan Snapdragon 430 yang merupakan
chipset kelas bawah dari Qualcomm. Sementara Asus dan Xiaomi dengan harga serupa menawarkan ponsel dengan prosesor kelas menengah.
Baik 430 dan 636 sama-sama menawarkan CPU delapan inti namun dengan kecepatan
clock berbeda. Snapdragon 430 berkecapatan 1,4 GHz sementara kecepatan 636 1,8 GHz. Selain itu, 636 juga menawarkan fungsi pengenalan kebiasaan dan prediksi sehingga bisa mengatur ponselnya agar menyesuaikan kerja sesuai kebiasaan pengguna.
(eks)