Bahaya Petir di Tengah Cuaca Ekstrem

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mei 2018 19:26 WIB
Petir memiliki potensi bahaya yang bisa memicu luka-luka hingga kematian.
Waspada bahaya petir di tengah cuaca ekstrem. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Petir merupakan salah satu fenomena alam paling mematikan. Menurut catatan agensi cuaca Amerika Serikat (NWS) tercatat 55 hingga 60 nyawa melayang dan ratusan lainnya terluka setiap tahunnya akibat petir yang menyambar Negeri Paman Sam.

Selain di AS, belakangan cuaca ekstrem juga tengah menimpa negara bagian Andhra Prades, India. Badai pasir disertai sambaran petir menyebabkan kematian dalam jumlah besar dalam waktu sekejap.

Tercatat ada 14 orang korban jiwa setelah disambar 41 ribu sambaran petir pada Rabu (2/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menilik ilmu sains, petir meninggalkan dampak bagi alam dan manusia. Ketika petir menyambar, sebaiknya menghindar dan mencari tempat tertutup untuk berlindung.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), petir biasanya terbentuk dari awan petir atau yang secara ilmiah disebut cumulonimbus. Di dalam cumulonimbus, gesekan ion positif dan negatif menimbulkan listrik. 

Cumulonimbus terbentuk karena dorongan udara ke atas dari gunung yang lebih hangat di pagi hari dari laut yang dingin. Oleh sebab itu, jumlag petir yang menyambar biasanya tergantung kedekatan wilayah dengan gunung, laut atau selat.

Di Indonesia, Jabodetabek jadi daerah yang dengan sambaran petir terbanyak-- jumlahnya melebihi Jepang dan Florida, AS. Lokasi dengan dataran tinggi yang banyak ditemui di Indonesia jadi tempat potensial pembentukan awan cumulonimbus.

Namun begitu, jarak petir dengan subjek ternyata tak menjamin seseorang bisa aman dari sambaran.

Menghindari sambaran petir

Meski petir terlihat jauh, hal itu tak menjamin seseorang aman dari sengatannya. Ahli Meteorologi Senior AccuWeather.com, Kristina Pydynowski, mengatakan bahwa petir bisa dideteksi lebih dari 32 km dari induk badai. Namun kasus ini memang sangat jarang.

"Badai petir mungkin tidak langsung di atas kepala, tetapi Anda masih bisa terkena petir. Baut petir bisa menyerang orang dan bangunan yang berjarak 24 km dari badai," kata Pydynowski.

Dia melanjutkan bahwa tempat paling aman untuk berlindung dari petir adalah bangunan tertutup atau mobil. Namun, mereka yang ada di dalam mobil selama badai petir harus menghindari bersentuhan dengan bagian logam yang dapat menghantarkan listrik.

Namun jika seseorang berada di luar dan mendengar atau melihat badai petir, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mencari tempat berlindung. Jangan berlindung di bawah pohon karena saat basah, kayunya bisa menghantarkan listrik.

Saat sudah menemukan tempat berteduh, jauhi jendelanya. Jangan buru-buru mandi pula ketika sudah sampai di tujuan. Sebab, air merupakan konduktor listrik yang baik. Terlebih, kamar mandi biasanya dilengkapi pipa yang juga bisa disengat petir. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER