Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Komunikasi dan Informatika hari ini mengelar patroli siber dengan Polri dan intelijen, untuk membersihkan sosial media dari konten serangan bom Surabaya. Menurut pemantauan, materi itu banyak sekali diunggah di Facebook dan Instagram.
"Sampai saat ini tim aduan konten kami telah melakukan patroli dan penanganan, juga bersama dengan Polri dan Intelijen terhadap
postingan dan akun terkait peristiwa pengeboman gereja di Surabaya 13 Mei 2018," kata Pelaksana tugas Humas Kominfo, Noor Iza, Minggu (13/5).
Dalam data pemutakhiran terakhir pukul 15.00 WIB, tim aduan konten Kominfo telah menindaklanjuti ratusan unggahan terkait peristiwa nahas ini di Facebook dan Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data mereka, materi serangan bom Surabaya dibagikan oleh tiga situs, ratusan akun Facebook dan Instagram, Youtube, Twitter, Telegram, dan situs berbagi presentasi Slideshare.
Polda Jawa Timur menyatakan korban tewas serangan bom tiga gereja di Surabaya mencapai sebelas orang. Pengeboman ini diduga dilakukan oleh satu keluarga yagn tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya.
Warga diajak untuk berpartisipasi dalam pelaporan kejadian mencurigakan melalui saluran pengaduan yaitu
https://twitter.com/BNPTRI ;
https://twitter.com/CCICPolri ; serta
https://twitter.com/DivHumas_Polri.
(asa)