Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan Vietnam tengah mempertimbangkan rencana untuk melakukan penyelidikan atas kesepakatan bisnis antara
Uber dan
Grab.
Langkah tersebut ditempuh setelah pemerintah menganggap kesepakatan bisnis antara keduanya melanggar undang-undang persaingan usaha.
Bulan lalu, Kementerian mengungkap kemungkinan untuk memblokir operasional Grab di negaranya lantaran gabungan saham kedua perusahaan di Vietnam melebihi 50 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil penyelidikan awal menunjukkan konsentrasi ekonomi antara Grab dan Uber di pasar Vietnam memiliki pangsa pasar lebih dari 50 persen," tulis kementerian dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters.
Namun begitu, pemerintah belum memutuskan kapan akan mulai melakukan investigasi. Tanda-tanda pelanggaran disebut lantaran nantinya dikhawatirkan terjadi monopoli lantaran Grab hanya satu-satunya operator transportasi daring di Vietnam.
Selain Vietnam, langkah serupa juga tengah ditempuh oleh Singapura, Malaysia, dan Filipina. Isu persaingan usaha dan monopoli jadi kekhawatiran utama atas akuisisi tersebut.
Ketidakjelasan kelanjutan akuisisi antara keduanya mendorong pemerintah di beberapa negara menyimpulkan adanya potensi merugikan persaingan usaha.
Akhir Maret lalu, Grab secara resmi mengumumkan mengambil alih operasional bisnis Uber di Asia Tenggara. Atas kesepakatan tersebut, Uber memiliki 27,5 persen saham di Grab.
(evn)