Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia meminta agar Apple menyingkirkan
Telegram dari toko aplikasi mereka. Mereka juga meminta agar
Apple memblokir Telegram agar tidak mengirimkan notifikasi kepada pengguna lokal di Rusia.
"Kami meminta Anda (Apple) untuk memberitahu kami waktu tercepat untuk menyelesaikan masalah ini," tulis lembaga sensor Rusia, seperti dikutip
The Register.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari aksi pemblokiran Rusia terhadap Telegram pada April lalu. Saat itu, pemerintah Rusia memang sudah memblokir akses aplikasi tersebut. Mei lalu, Rusia sudah memblokir 50 VPN dan layanan internet anonim untuk makin membatasi akses Telegram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemblokiran dilakukan sampai Telegram memberikan kunci enkripsi dari layanan perpesanannya tersebut. Sebab, pemerintah Rusia mencurigai aplikasi asal negaranya itu menjadi tempat para kriminal dan teroris untuk berkomunikasi.
Meski demikian, sebagian besar pengguna Telegram di Rusia masih bisa mengakses aplikasi tersebut, seperti diebutkan oleh lembaga sensor Kremlin, Roskomnadzor. Sejauh ini, hanya 15 sampai 30 persen operasi Telegram yang sudah dihentikan.
Sehingga, Rusia meminta Apple untuk menurunkan aplikasi tersebut. Lembaga sensor itu juga menyebut tengah melakukan pembicaraan dengan Google untuk memblokir aplikasi tersebut di Google Play.
Sebelumnya, Apple mendukung kebebasan enkripsi dan keamanan data. Tapi Apple juga memberi kelonggaran terhadap permintaan pemerintah setempat. Di China, perusahaan itu telah menarik aplikasi VPN dari tokonya.
Apple juga memindahkan operasi iCloud ke perusahaan lokal yang punya hubungan dengan pemerintah, seperti diberitakan
The Verge.
(eks)