Jakarta, CNN Indonesia --
Telegram menyebut bahwa
Apple telah menghalangi aplikasinya untuk melakukan pembaruan secara global sejak Rusia melakukan pelarangan terhadap layanan perpesanan tersebut. Hal ini disampaikan Pavel Durov melalui cuitan di akun Twitter dan Telegramnya.
Menurutnya, meski Telegram tersedia di App Store, namun Telegram tak bisa melakukan pembaruan aplikasi. Tanpa pembaruan ini Telegram tak bisa berjalan dengan baik di sistem operasi iPhone terbaru. Selain itu, pembaruan itu juga dimaksudkan agar Telegram bisa sejalan dengan aturan data pribadi yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Sebelumnya, Rusia juga meminta agar Apple menyingkirkan Telegram dari toko aplikasi mereka, App Store. Pengguna Telegram di Rusia sendiri hanya berkisar tujuh persen dari keseluruhan pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia melakukan pelarangan terhadap Telegram sejak April lalu karena kami menolak memberikan kunci dekripsi untuk membuka komunikasi semua pengguna kami kepada agen keamanan Rusia. Kami percaya telah melakukan satu hal yag mungkin, menyelamatkan hak privasi pengguna di negara yang bermasalah," jelas Durov, seperti dikutip
Reuters.
Apple memang memiliki kendali terhadap tiap aplikasi yang ada di App Store. Mereka akan melakukan pemeriksaan, melakukan persetujuan atau tidak terhadap tiap pembaruan aplikasi tersebut. Jika suatu pembaruan tidak disetujui Apple, maka pembaruan itu tidak bisa didistribusikan kepada pengguna.
Apple masih menolak berkomentar mengenai permintaan Rusia tersebut. Apple sendiri dikenal selalu berpihak sebagai pelindung data pribadi pengguna. Kasus serupa Telegram sempat menimpa Apple dan FBI.
Meski demikian, di China Apple menyerah dengan aturan pemerintah setempat. Perusahaan itu akhirnya melarang aplikasi VPN di App Store dan menyingkirkan New York Times dari pasar digitalnya.
(reuters)