Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembang game
Pokemon Go, Niantic Labs berencana menjual teknologi
Augmented Reality (AR) yang merupakan senjata utama dalam game Pokemon Go. Teknologi yang menggabungkan benda maya ke dalam sebuah lingkungan nyata ini direncanakan dijual ke pengembang game lain.
Pokemon Go menjelma menjadi game yang populer dengan menggunakan teknologi AR. Teknologi ini membuat karakter digital digabungkan dengan dunia nyata. Gamer merasakan sensasi di mana mereka harus menyelusuri peta-peta berdasarkan peta asli untuk menangkap Pikachu.
Dilansir dari
Reuters, pada Kamis (28/6) Niantic memperjelas harapan yang akan membuat perusahaan gaming lainnya menggunakan teknologi AR ini. Kendai demikian masih belum jelas kapan teknologi ini akan dijual. Strategi penjualan ini cukup penting karena Google dan
Apple sebelumnya telah membangun alat untuk membangun aplikasi AR untuk menjaring perusahaan gaming, alat ini disebut ARCore dan ARkit.
CEO Niantic, John Hanke mengatakan pada
Reuters bahwa Niantic berencana membuat peta dunia tiga dimensi. Pembuatan ini dilakukan dengan "menyadap" data yang dikumpulkan dari kamera ponsel gamer Pokemon Go.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
John dalam jumpa pers mengatakan Niantic sudah mengatasi dua tantangan teknologi yang berkaitan dengan AR. Salah satunya adalah teknologi "Occlusion" membuat objek dunia nyata bisa menutupi objek digital. Misalnya Pikachu yang hendak ditangkap oleh gamer bisa bersembunyi di belakang pot tanaman.
Oleh karena itu, John mengatakan Niantic sudah mengakuisisi perusahaan startup Matrix Mill untuk membuat teknologi ini dapat digunakan hanya dengan menggunakan ponsel kamera, tanpa memerlukan sensor khusus yang tidak dimiliki oleh kebanyakan ponsel.
Tantangan yang kedua adalah penanganan
Multiple Players. John mengatakan sistem Niantic memiliki ponsel yang berkomunikasi melalui menara seluler lokal. Teknologi ini berbeda dengan yang digunakan oleh Google dan Apple yang pada tahun ini merilis sistem
Multi Players.
Niantic merupakan perusahaan startup yang didukung oleh Google dan telah mengumpulkan dana sebesar US$ 225 juta dalam venture capital.
Niantic merupakan salah satu dari puluhan perusahaan yang berlomba-lomba untuk menyediakan alat yang mampu merealisasikan aplikasi AR. Berdasarkan CB Insight yang melacak pendanaan venture capital, pada tahun lalu US$ 3,4 milyar dana venture capital dicipratkan dalam kesepakatan Augmented Reality dan Virtual Reality.
[Gambas:Youtube] (age)