Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan tim IT
KPU dan Direktorat Siber Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk bersiaga menghadapi serangan
hacker.Serangan peretasan ditujukan kepada seorang konsultan TI Komisi Pemilihan Umum (KPU) berinisial HS yang mendapat ratusan
missed call misterius per jam.
Tak hanya itu, akun Telegram dan WhatsApp juga hampir diambil alih peretas pada Kamis (28/6). Tak berhenti di situ, pada Jumat (29/6) tersebar pula
chat berisi ajakan untuk menyerang server KPU Pusat. Kedua teror ini terjadi seusai Pilkada Serentak 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton mengatakan atas ancaman siber ini, pihaknya terus melakukan penyiagaan. Anton bahkan mengatakan pihaknya membuat posko Crisis Centre yang bersiaga 24 jam untuk menanggulangi serangan hacker.
"Teman-teman sudah tergabung di Crisis Centre Siaga 24 jam. Saya juga mendengar kabar itu (
chat) dan semua unsur sudah bersiaga," kata Anton saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (29/6).
Kendati demikian, Anton belum dapat memastikan soal keaslian ajakan penyerangan
server KPU tersebut. Pasalnya bisa saja
chat itu hoaks atau hanya sekedar gertakan. apakah ajakan tersebut merupakan hoaks atau sekedar gertakan.
Anton mengatakan pihaknya tetap menganggap serius
chat ancaman tersebut agar bisa langsung melakukan penindakan yang cepat. Ia kemudian menjelaskan pihaknya bisa melakukan pendeteksian dini serangan
hacker dengan melihat peningkatan jumlah
traffic.
"Belum terkonfirmasi (
chat). Tapi setiap kabar yang masuk pasti kita respons untuk tindakan pencegahan dan perlindungan," ujar Anton.
Lebih lanjut, Anton meminta pihak-pihak yang hendak melakukan penyerangan agar sadar diri. Pasalnya, tindakan yang dilakukan ini melanggar peraturan ITE dan pasti merugikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, bilamana ajakan itu benar-benar ada, ia berharap agar penyerang menahan diri.
"Harapan kami untuk semua pihak agar menahan diri dari melakukan hal yang melanggar hukum yang dapat merugikan pihak atau diri sendiri," kata Anton.
Sebelumnya di aplikasi chat Whatsapp tersebar pesan berantai yang berisi ajakan untuk menyerang server KPU Pusat atau KPUD Bandung pada Jumat (29/6) pukul 20.00 WIB. Kelompok
hacker ini berencana untuk membuat server KPU Pusat
down.
Kemungkinan besar para kelompok hacker ini akan membanjiri
traffic server KPU sampai down dengan menggunakan Distributed Denial of Service (DDoS). Pasalnya dalam pesan berantai itu, disertakan pula tautan untuk mengunduh aplikasi DDoS.
(asa)