Jakarta, CNN Indonesia -- Studi terbaru yang diungkap oleh peneliti dari Washington State University dan University of London mengungkap bulan sempat menjadi tempat hunian bagi makhluk hidup jutaan tahun lalu.
Meski saat ini permukaannya kering dengan temperatur fluktuatif, namun bulan diduga pernah menjadi tempat yang layak huni pada dua periode yakni ketika baru terbentuk dan saat mencapai puncak aktivitas vulkanik.
Dugaan mengenai adanya kehidupan di bulan diungkap setelah adanya temuan sumber panas dan energi dalam jumlah besar. Bulan terbentuk dari puing-puing setelah Bumi bertabrakan dengan protoplanet bernama Theian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tabrakan itu, terdapasat uap air dalam jumlah yang sangat banyak yang seharusnya cukup untuk membuat bulan memiliki atmosfer dan air di permukaannya.
Aktivitas vulkanik yang tinggi juga menyebabkan atmosfer bulan disokong oleh uap air yang berasal dari bagian dalam perut bulan. Peristiwa ini diduga terjadi sekitar empat miliar tahun lalu, sehingga menjadikan bulan sebagai tempat berkembang biaknya mikroba.
Namun, setelah jutaan tahun atmosfer dan kandungan airnya mengering-- menjadikannya sebagai tempat kering dan tak layak huni lagi.
Kemudian, sekitar 500 juta tahun setelahnya, aktivitas vulkanik di bulan memuncak yang menyebabkan keluarnya miliaran ton gas yang sanggup membentuk lapisan atmosfer baru dan kembali menghadirkan air di permukaannya. Periode ini diperkirakan bertahan selama beberapa juta tahun.
"Sangat memungkinkan bahwa pada periode ini bulan layak dihuni," kata Dirk Schulze-Makuch dari Washington State University seperti dikutip dari
New Atlas.
"Bisa saja ada mikroba yang berkembang di genangan-genangan air di bulan sampai permukaannya kering dan mati."
Hingga saat ini, dugaan adanya kehidupan di bulan masih sebatas teori. Namun peneliti mengatakan bahwa misi ke bulan di masa depan dapat mencari sampel yang bisa membuktikan bahwa pernah ada air dan kehidupan di sana.
(evn)