Jakarta, CNN Indonesia -- Bisnis modem terhitung masih potensial bagi operator seluler. Pasalnya, rata-rata pengguna seluler menggunakan lebih dari satu perangkat dan modem menjadi alternatif untuk menjangkau wilayah yang tidak dilewati internet kabel (
fiber-to-the-home/ FTTH).
Group Head Commercial GTM PT XL Axiata Rahmadi Mulyohartono mengungkapkan modem saat ini memiliki pasar sendiri yang melengkapi pengguna ponsel pintar.
"Salah satu riset menunjukkan pengguna seluler memiliki minimal dua nomor, bisa dalam satu ponsel atau modem. Sehingga pasar modem masih memiliki peluang tumbuh," ujarnya, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibanding paket seluler, modem terhitung lebih murah dari segi harga paket dan jumlah kuota.
Modem juga dianggap tidak memengaruhi penurunan ARPU (
average revenue per user) atau keuntungan operator. Pasalnya, modem bukan menjadi perangkat pengganti melainkan untuk menambah
handset yang ada.
Chief Marketing Officer XL Axiata, David Arcelus Oses mengungkapkan melihat kebutuhan tersebut, pihaknya menambahkan layanan terbaru yakni modem yang bisa bekerja di 10 negara termasuk Indonesia.
XL mulai menjajaki bisnis model setelah melihat peluang dari dunia traveling.
"Saat ini, bisnis sudah benar-benar berubah. Kami saat ini menjual di travel agent selain di outlet. Nanti kedepannya jika respons positif maka akan mulai menjajaki semakin banyak
travel agent," tambahnya.
David menambahkan saat ini keseluruhan pelanggan XL mencapai 54,5 juta pelanggan dan 76% di antaranya pelanggan data. Dari sisi infrastruktur, XL memiliki 105 ribu BTS termasuk lebih dari 68 ribu BTS data (3G & 4G) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia serta jaringan fiber optik sepanjang lebih dari 45 ribu km. Saat ini jangkauan layanan data (3G & 4G) XL Axiata juga telah melayani sekitar 422 kota/kabupaten di Indonesia.
(age/evn)