Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Asosiasi Fintech Indonesia Niki Luhur menyebut industri
fintech Indonesia memiliki potensi untuk berkembang pesat. Pasalnya di Indonesia masih banyak pemilik ponsel dengan jaringan internet yang belum menggunakan layanan finansial. Sehingga diharapkan pelaku industri
fintech bisa menjangkau orang-orang ini.
"Masih ada 69 persen populasi di Indonesia yang menggunakan ponsel pintar tapi belum menggunakan layanan perbankan," ujar Niki di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).
Meski masih banyak pengguna ponsel pintar yang belum menggunakan layanan perbankan, tapi data Global Findex 2017 peningkatan inklusi finansial Indonesia naik 13 persen dari tahun 2014 ke 2017.
Menariknya, dengan peningkatan ini saja Indonesia sudah menjadi negara dengan peningkatan inklusi keuangan tertinggi dari negara-negara lain di Asia Pasifik. Sementara untuk kepemilikan akun perbankan, meningkat 36 persen dari 2014 ke 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inklusi finansial sendiri adalah upaya untuk merangkul mereka yang belum terjamah layanan finansial, baik layanan transaksi, pembayaran, penyimpanan uang, kredit, maupun asuransi.
Meski demikian, menurutnya demi mencapai target pemerintah untuk meningkatkan inklusi finansial pada 2019 hingga 75 persen perlu kolaborasi para pemain
fintech.
"Industri
fintech jangan berjalan sendiri-sendiri agar bisa sendiri agar perkembangannya tidak lambat. Ini bukan
event saingan untuk saling mematikan. Kita gotong royong untuk tujuan nasional dan strategis, tambahnya.
Eni juga menyebut fintech juga perlu berkolaborasi dengan institusi lainnya.
"Financial inclusion tidak mungkin diakselerasi oleh satu pihak apakah perbankan,
fintech atau
telco semata. Tapi seluruhnya. Jadi kolaborasi, kunci penting," kata Eni.
Eni mengatakan bahkan Presiden juga memiliki pandangan yang sama terkait kolaborasi untuk akselerasi inklusi finansial.
"Kenapa Presiden menetapkan dewan nasional keuangan inklusi yang diketuai oleh Presiden sendiri? Ia melihat kalau jalan sendiri ya maju tapi biasa saja," ujar Eni.
Data dari Asosiasi Fintech Indonesia menunjukkan 235 perusahaan teknologi finansial (
fintech) telah beroperasi di Indonesia. Lebih dari setengah perusahaan itu berdiri dalam dua tahun terakhir. Total transaksi melalui layanan
fintech di Indonesia telah menyentuh angka US$21 juta atau sekitar Rp302,4 miliar.
(eks/eks)