CEO & co-founder
Investree Adrian Gunadi berhasil mengamankan pendanaan seri B pada semester II 2018. Jumlah investasi yang disuntikkan dari enam investor ini dirahasiakan oleh Adrian. Jumlah investor ini meningkat dari pendanaan seri A pada 2016, saat itu hanya ada satu investor.
Namun, Investree berencana untuk melakukan ekspansi layanan ke Thailand dengan dana segar tersebut. Adrian lantas berbagi tip soal menjaring pendanaan dari investor bagi para penggiat
startup teknologi.
Eksekusi rencana bisnis
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adrian menekankan pada eksekusi sebagai kunci utama agar sukeses menjaring pendanaan. Sebab, meskipun perusahaan memilki rencana matang, tapi eksekusinya tidak tepat, maka hasilnya juga tidak akan sesuai. Kegagalan pencapaian inilah yang membuat startup tidak akan dilirik investor.
"Kuncinya adalah eksekusi dari
business plan [...] Jadi (perhitungan soal) berapa pengeluaran operasi perusahaan, startegi akuisisi seperti apa, memang jadi beberapa faktor jadi kunci," ujar Adrian sat ditemui pada konferensi pers yang digelar di Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).
Dengan eksekusi yang baik, Adrian menjamin investor tidak akan ragu untuk menyuntikkan dana.
"
Business plan (rencana bisnis) sebagus apapun kalau tidak bisa eksekusi dengan baik atau efektif pasti akan susah untuk membuktikan ke investor bahwa perusahaan kita memiliki nilai potensi yang tinggi," kata Adrian.
Tim direksiSelain eksekusi, Managing Partner Kejora Ventures Eri Reskoprojo juga mengatakan kualitas dan kapabilitas jajaran direksi perusahaan juga jadi faktor penting untuk menjaring investor.
"Yang kedua kita nyaman dan yakin kepada para
founder-nya yang bisa mengeksekusi rencana bisnis dengan baik. Kedua faktor itu membuat kami sepakat untuk investasi di Investree pada tahun 2016," ujar Eri.
Pada tahun 2016, Kejora Venture adalah satu-satunya pemodal ventura (venture capital) yang mau menyuntikkan dana ke Investree.
Pasalnya menurut Eri, pada tahun 2016 konsep peminjaman dengan model
peer to peer lending sangat baru di Indonesia.
"Waktu itu ekosistem masih sedikit, konsumen sedikit, regulasi belum ada. Tapi kami saat itu percaya Investree adalah perusahaan potensial. Bisnis kami memang investasi ke perusahaan yang kita anggap berpotensi dan bisa mencapai target," kata Eri.
Soal layanan P2P lendingLayanan P2P lending sendiri merupakan layanan pinjam meminjam menggunakan platform teknologi. Platform ini mengumpulkan pengguna yang berperan sebagai pemilik pemodal (investor) dan peminjam. Pemilik modal perseorangan ini bisa memberikan pinjaman kepada para peminjam yang ada di platform P2P lending tersebut.Hingga saat ini, Investree mencatat 45.578 pemberi modal (investor) aktif di platformnya. Adapun, rata-rata pinjaman yang diberikan sebesar Rp15 juta dengan pinjaman maksimum sebesar Rp100 juta. Tenor pinjaman bervariasi rata-rata 59 hari dengan maksimum jangka 12 bulan. Rata-rata bunga yang dipatok di Investree adalah 16,6 persen.