Jakarta, CNN Indonesia -- Bencana
gempa bumi yang terjadi di Lombok utara pada Minggu (5/8) memicu beredarnya kabar
hoaks melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat.
Agar tak termakan hoaks, ahli keamanan Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan peredaran berita hoaks terjadi lantaran orang tengah merasa panik dan trauma.
"Biasanya setelah gempa, orang merasa trauma sehingga dengan mudah menerima atau meneruskan berita terkait bencana tersebut," jelas Alfons dalam pesan singkat, Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat pesan hoaks yang beredar ia mengatakan tak sedikit penerima yang tak bisa membedakan validitas informasi terebut.
Sebagai bencana alam, Alfons juga menekankan gempa bumi sejatinya terjadi tanpa bisa diprediksi.
"Pada dasarnya gempa tidak bisa diprediksi, kapan dan di mana persisnya. Kalau ada yang bisa bilang memprediksi hal itu maka sudah dipastikan hoaks," ungkapnya.
Agar tak termakan hoaks, Alfons mengimbau masyarakat hanya mempercayai informasi dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Informasi dari situs dan akun media sosial resmi BMKG bisa jadi rujukan bagi masyarakat.
(evn)