Usaha Indonesia-Malaysia Merekat Komponen 'Mobil ASEAN'
Febri Ardani | CNN Indonesia
Selasa, 14 Agu 2018 09:03 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Pabrik Toyota Mirai. (Dok. REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memorandum of Agreement (MoA) yang sudah ditandatangani Institut Otomotif Indonesia (IOI) dan Malaysia Automotive Institute (MAI) merupakan tahap awal merangkai jaringan kuat industri komponen negara-negara di Asia Tenggara. Mimpi besar kolaborasi ini yaitu mengawinkan industri komponen Asia Tenggara lalu dirangkai membentuk "mobil ASEAN".
Direktur Jendral Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Tangerang, Sabtu (11/8), menjelaskan, mendapatkan ekosistem industri komponen Asia Tenggara sulit. Alasannya, para pelaku industri komponen di masing-masing negara biasanya sudah terafiliasi dengan pemegang merek.
Salah satu poin kolaborasi IOI dan MAI yaitu mendorong joint venture antara perusahaan komponen otomotif di Indonesia dan Malaysia. Langkah awal joint venture itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi mobil bermesin konvensional. Setelah itu, joint venture bisa melakukan riset bersama untuk menghasilkan teknologi baru yang mengikuti tren dunia, misalnya hibrida atau listrik.
Tingkat kandungan lokal produksi produk yang dilakukan di Indonesia dan Malaysia, seperti pernah diungkap Presiden IOI I Made Dana Tangkas, minimal 40 persen. Bila keduanya digabungkan maka bisa mencapai 100 persen, dengan begitu harapan "mobil ASEAN" yang seluruh komponennya berasal dari Asia Tenggara bisa terwujud.
"Kalau kita tidak membangun kolaborasi itu nanti mereka akan sulit mendapatkan komponennya. Padahal basis dari industri otomotif itu adalah komponen. Tak mungkin membangun semua, makanya paling tidak indonesia dengan Malaysia yang lebih dulu," jelas Putu.
Definisi Mobil ASEAN Putu menjelaskan definisi mobil ASEAN bukan berarti mobil nasional dengan merek asal Asia Tenggara. Disebutkan mobil ASEAN artinya mobil yang diproduksi menggunakan komponen lokal asal industri komponen di Asia Tenggara.
"Jadi begini, kalau kita membicarakan mobil ASEAN itu adalah mobil yang kandungan lokal ASEAN-nya itu tinggi. Sebetulnya sekarang juga seperti Toyota bikin mobil di Indonesia juga termasuk mobil ASEAN. Tapi yang kita harapkan itu tumbuh tren ASEAN," ucap Putu.
Selain soal pengembangan industri komponen di Asia Tenggara yang dimulai dari Indonesia dan Malaysia, kolaborasi IOI dan MAI juga meliputi peningkatan daya saing industri komponen, melakukan penelitian dan pengembangan, serta mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).
Bukan hanya Indonesia dan Malaysia, menurut Putu kerja sama seperti IOI dan MAI akan diperluas ke Thailand dan Filipina, hingga akhirnya membentuk ASEAN Automotive Institute Federation yang berisi kumpulan pelaku industri komponen di Asia Tenggara. "Nah yang penting kita harapkan ke depan nantinya akan tumbuh tren ASEAN. Ya bisa kita liat, kalau kemarin kan dengan program LCGC tumbuh mobil-mobil kecil yang sebetulnya itu bukan (misalnya) Toyota. Itu kan sebetulnya buatan sini (dalam negeri) tapi mereka bernaung dengan merek toyota karena kan masih banyak yang belum yakin kalau tidak pakai merek enggak akan laku," ucap Putu.(fea)