Yamaha Percayakan Teknologi VVA untuk Lawan PCX Hybrid

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Rabu, 29 Agu 2018 10:49 WIB
Jika sistem hybrid sekadar mendongkrak tenaga, Yamaha sudah terwakili dengan sistem VVA.
Yamaha Indonesia mesin mengandalkan teknologi VVA untuk melawan PCX hybrid. (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) belum tergiur mengikuti jejak kompetitornya, Honda yang memasarkan PCX hybrid di Indonesia. Yamaha cukup menyodorkan teknologi Variable Valve Actuation (VVA) yang menyimpan teknologi mesin mumpuni daripada sistem hybrid.

Assistant GM Marketing Strategy, Planning & Promotion PT YIMM Yordan Satriadi menjelaskan jika sistem hybrid sekadar mendongkrak tenaga, Yamaha sudah terwakili dengan sistem VVA.

"Sebetulnya kalau itu kami sudah ada teknologi itu yaitu VVA. Jadi kalau ditanya tidak ngambil Filano (skutik hybrid Yamaha Thailand), nah kami jawab, sebegitu pentingkah hybrid?," kata Yordan dalam kunjungannya ke redaksi CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (28/8).
Honda PCX hybrid mengandalkan motor untuk menambah tenaga pada mesin. Mode hybrid bisa digunakan sesuai keinginan pengendara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara teknologi VVA yang saat ini sudah disematkan di sebagian kendaraan Yamaha, terutama 'keluarga Maxi', berfungsi mempertahankan performa mulai putaran bawah sampai atas.

[Gambas:Youtube]

Misalnya skuter matik macam Nmax dan Aerox, teknologi VVA diseting agar dapat aktif saat rpm 6.000. Sedangkan pada motor sport Yamaha seperti R15, VVA bakal bekerja ketika putaran mesin mencapai rpm 7.400.

Alasan ini membuat pihak Yamaha berpikir berulang kali memasarkan motor dengan 'dua jantung penggerak' sistem kerja mirip PCX hybrid.

"Nah saya lihat kompetitor sendiri sudah tidak banyak gembar-gembor lagi. Karena fungsi hybrid yang saya baca hanya menambah power saja," ucapnya.

Di samping itu, pertimbangan lain menjual motor hybrid adalah harganya yang melambung tinggi, bisa dilihat dari perbedaan harga antara PCX konvensional yang dijual Rp27,8 juta, sementara varian hybrid dengan status impor secara utuh atau completely built up mencapai Rp40,3 juta.

"Harga bisa beda dong. Apakah dengan VVA cukup, atau memang harus dengan hybrid. Kalau memang masyarakat bilang mau hybrid naik harga sekian silakan, ya kami akan pertimbangkan," tutup Yordan. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER