Imbas Aturan Pembatasan Gim, Tencent Merugi Rp294,8 T

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 04 Sep 2018 09:41 WIB
Imbas kebijakan pembatas judul gim online yang disusun pemerintah China, Tencent mengumumkan bahwa perusahaan merugi US$20 miliar atau sekitar Rp294,8 triliun.
Ilustrasi. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi asal China, Tencent harus menelan pil pahit usai merugi US$20 miliar atau sekitar Rp294,8 triliun pada Jumat (31/8) lalu. Hal ini merupakan efek samping dari pengetatan aturan pemerintah China terhadap video gim online.

Pengetatan aturan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Tencent yang notabene adalah perusahaan video gim dan media sosial.

Kementerian Pendidikan China sebelumnya menerbitkan regulasi yang membatasi jumlah gim online baru. Kebijakan ini ditempuh sebagai upaya untuk membatasi waktu anak muda bermain gim dan menerapkan sistem kelayakan usia bagi pemain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah membuat kebijakan ini merupakan tanggapan atas bertambahnya penderita miopi (masalah penglihatan dekat) pada anak muda di China.

Arahan ini disisipkan pada dokumen yang dipublikasikan oleh kementerian. Garis besar dari arahan tersebut berupa tanggapan yang perlu dilakukan China seiring dengan meningkatnya penderita miopi.

Awal Agustus lalu, induk perusahaan aplikasi pesan instan WeChat ini sempat menyalahkan pembatasan jumlah video gim online baru yang disebut jadi penyebab penurunan pendapatan pada kuartal pertama dalam 13 tahun terakhir.

Dilaporkan Reuters, Tencent kehilangan lebih dari US$160 juta (setara Rp2,3 kuadriliun) dari valuasi tertinggi pada Januari silam. Ketidakpastian regulasi pemerintah menjadi faktor utama merosotnya nilai perusahaan sejak menguasai 42 persen pangsa pasar gim ponsel di China pada 2017.

Sementara itu, menanggapi kebijakan pemerintah China, Tencent mengumummkan rencana untuk membatasi waktu bermin gim untuk pemain berusia muda terutama untuk salah satu judul gim 'Honour of Kings'. Hal ini ditempuh setelah perusahaan menerima banyak komplen mengenai kecanduan yang dialami anak-anak terhadap gim tersebut. (gfs/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER