Jakarta, CNN Indonesia --
Amazon sedang menyelidiki dugaan bahwa beberapa stafnya menjual data rahasia pelanggan kepada perusahaan pihak ketiga di
China.
Dilansir dari
AFP, Amazon telah mengonfirmasi kejadian tersebut pada Minggu (16/9). Menurut laporan Wall Street Journal, karyawan e-retailer Amazon telah menjual data internal dan informasi rahasia lainnya kepada pedagang yang menjual barang mereka di situs web raksasa AS.
Di Amazon, pelanggan dapat membeli produk yang dijual langsung oleh perusahaan bersama dengan barang dari banyak pedagang lainnya. Praktek yang sedang diselidiki adalah pelanggaran terhadap kebijakan perusahaan khususnya di China.
Seorang juru bicara Amazon mengatakan kepada
AFP dalam pernyataan singkat bahwa perusahaan itu melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap klaim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak memiliki toleransi terhadap penyalahgunaan sistem kami dan jika kami menemukan aktor jahat yang terlibat dalam perilaku ini, kami akan mengambil tindakan cepat terhadap mereka, termasuk mengakhiri akun penjualan mereka, menghapus ulasan, menahan dana, dan mengambil tindakan hukum," kata pernyataan.
Saat ini, Amazon mempekerjakan sekitar 560.000 orang di seluruh dunia. Berdasarkan laporan global 500 Brand Finance bertajuk 'The Annual Report on the World's Most Valuable Brands 2018', Amazon tercatat menempati urutan pertama dari semula ada di peringkat ketiga. Nilai merek (brand value/BV)Amazon mencapai US$150,81 miliar atau melonjak hingga 42 persen dari nilai tahun lalu sebesar US$106,39 miliar.
Amazon mendepak posisi Google yang semula di peringkat satu, dan kini harus rela bergeser ke peringkat tiga, meski BV Google naik 10 persen menjadi US$120,9 miliar, dari semula US$109,4 miliar.
Apple tetap berada di posisi kedua dengan BV US$146,3 miliar dari semula US$107,1 miliar atau meningkat 37 persen.
(age/age)