Kominfo Blokir Grup LGBT di Facebook

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 12 Okt 2018 11:00 WIB
Kemenkominfo memblokir grup Facebook LGBT lantaran dianggap mengampanyekan praktik gay bagi remaja dan anak-anak di Garut dan sekitarnya.
Kominfo memblokir grup LGBT di Facebook lantaran dianggap mengampanyekan praktik gay. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) memblokir grup Facebook LGBT yang belakangan sempat ramai di kalangan netizen Indonesia.

Langkah pemblokiran ini dilakukan setelah mendapat surel dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang meminta grup tersebut diblokir. KPAI menilai keberadaan grup tersebut membahayakan anak-anak dan remaja di Garut dan sekitarnya karena berpotensi mengampanyekan praktik gay.

Grup Facebook yang dimaksud beralamat di https://www.facebook.com/groups/605636449448086A secara resmi diblokir pada Kamis (11/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plt Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu mengatakan sebelum melakukan pemblokiran, subdit pengendalian konten negatif Dirjen Aptika telah melakukan penelusuran dan analisis terhadap grup tersebut.

"Ada beberapa konten yang mengandung muatan pornografi pada grup Facebook LGBT," tulis pria yang kerap disapa Nando dalam keterangan resmi.

Kategori pornografi yang dimaksud mengacu pada UU No.44 tahun 2008 adalah konten yang secara eksplisit memuat persenggamaan, kekerasan seksual, masturbasi atau onani, ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan, alat kelamin, atau pornografi.

Nando menambahkan langkah pemblokiran juga dilakukan setelah pihak Kemekominfo berkoordinasi dengan Polres Garut. Hasilnya, Polres Garut setuju untuk memblokir grup Facebook LGBT tersebut.

Menurut catatan Kemenkominfo, hingga awal Oktober 2018 ada lebih dari 890 ribu situs yang diblokir karena dianggap melanggar undang-undang, 80 persen diantaranya termasuk dalam kategori situs pornografi. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER