Jakarta, CNN Indonesia --
Kecerdasan buatan (AI)
Google diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi kanker khususnya kanker payudara. AI yang masih dalam perkembangan ini merupakan alat
deep learning yang bisa mendeteksi kanker payudara metastatis yang lebih akurat daripada patolog.
Dilansir dari
Engadget, AI yang disebut dengan Lymph Node Assistant (LYNA) memiliki akurasi 99 persen lebih akurat untuk membedakan antara kanker dan yang bukan kanker. LYNA bisa melihat metastatis yang sangat kecil yang bisa terlewat oleh ahli metastatis. Berdasarkan hasil penelitian 62 persen metastatis kecil terlewat oleh patolog.
Kendati demikian LYNA diciptakan bukan untuk mengganti peran patolog, tapi dijadikan alat untuk meningkatkan akurasi dalam mendeteksi kanker. Pasalnya, patolog yang diberi AI tersebut memiliki kinerja yang lebih baik daripada patolog yang tidak menggunakan alat maupun alat yang digunakan tanpa patolog.
LYNA bahkan lebih efektif jika digunakan oleh patolog untuk mendeteksi kanker. Patolog yang melakukan diagnosa menyadari bahwa teknologi
machine learning membuat pekerjaan lebih mudah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AI algoritme bisa bisa mengevaluasi setiap jaringan dalam
slide. Kami menyediakan kerangka kerja untuk membantu patolog berlatih dalam memanfaatkan algoritme untuk diadopsi ke dalam alur kerja mereka," ujar ahli seperti yang dilansir dari
Venture Beat, Senin (15/10).
Sebelumnya Google juga telah melakukan investasi ke dalam aplikasi kesehatan yang berbasis AI yang bisa memperkirakan pendaftaran kembali pasien ke rumah sakit dan memperkirakan tingkat kematian di dua rumah sakit dengan akurasi 90 persen.
Lebih lanjut, Google juga menemukan
machine learning yang secara akurat bisa menyimpulkan informasi dasar tentang seseorang seperti, usia, tekanan darah, dan resiko penyakit jantung.
(jnp/age)