
Lapangan Kerja Baru akan Muncul di Era Industri 4.0
Tim, CNN Indonesia | Kamis, 11/10/2018 01:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Di era industri 4.0, robot dianggap akan menggantikan profesi manusia. Banyak lapangan kerja yang akan musnah karena kehadiran robot yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk menggantikan peran manusia. Kendati demikian, Ketua Asosiasi Big Data dan AI Indonesia Rudi Rusdiah mengatakan robot tidak akan sepenuhnya menggantikan peran manusia.
Ia menekankan di era digital ini, akan muncul lapangan kerja baru untuk manusia. Manusia yang memutuskan, hendak merangkul profesi terbaru ini atau tidak. Profesi baru tersebut berkaitan dengan data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI).
"Ada masalah katanya robot akan menggantikan manusia. Ketika menggunakan robot AI, banyak pekerjaan dan tenaga manusia yang hilang, tapi sebenarnya banyak pekerjaan-pekerjaan baru dan bidang baru. Misalnya big data itu ada data scientist, atau AI master, sebelumnya itu tidak ada. Jadi selain hilang pekerjaan muncul pekerjaan baru," kata Rudi di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Selasa (9/10).
Kendati demikian ia mengakui memang ada profesi-profesi yang akan hilang. Misalnya buruh pabrik, penjaga tol, hingga operator telepon. Akan tetapi ia mengatakan manusia tidak perlu khawatir, karena ada profesi baru yang menanti.
"Banyak terjadi profesi baru dengan adanya teknlogi big data dan AI. Meskipun banyak yang hilang. Misalnya penjaga tol, manusia diganti mesin, nanti ada juga operator bank. Tidak usah khawatir, nanti akan muncul profesi baru yang juga bisa menggantikan yang hilang," ujar Rudi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) Sugiharto Santoso mengatakan manusia memang wajib untuk terus mengikuti perkembangan zaman dalam hal ini teknologi.
Oleh karena itu sumber daya manusia (SDM) harus senantiasa ditingkatkan kemampuannya. Sugiharto mengatakan edukasi penting di era digital ini, terutama terkait digitalisasi.
"Kita memasuki era Industri 4.0, pasti akan tergerus kalau tidak ikuti perkembangan kita harus tingkatkan kemampuan kits kecerdasan kita agar bisa shifting, kalau tidak ya tertinggal dan terganti," kata Sugiharto
Sugihatro mengatakan ke depannya masyarakat tidak bisa menyalahkan pemerintah ketika profesi tertentu digantikan oleh robot. Pasalnya masyarakat harus memiliki kemauan untuk belajar sehingga bisa merangkul profesi-profesi baru di era digital.
"Robot tidak bisa lakukan hal-hal yang tertentu seperti manusia. Kita tidak bisa menolak dan menyalahkan pemerintah ketika itu terjadi . Ketika robot menggantikan manusia, kita harus kasih edukasi. Tidak bisa kita demo karena pemerintah berikan pekerjaan ke robot. Kita yang harus tingkatkan kemampuan dengan adanya kesempatan kerja baru di era digital," tutur Sughiharto. (jnp/evn)
Ia menekankan di era digital ini, akan muncul lapangan kerja baru untuk manusia. Manusia yang memutuskan, hendak merangkul profesi terbaru ini atau tidak. Profesi baru tersebut berkaitan dengan data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI).
"Ada masalah katanya robot akan menggantikan manusia. Ketika menggunakan robot AI, banyak pekerjaan dan tenaga manusia yang hilang, tapi sebenarnya banyak pekerjaan-pekerjaan baru dan bidang baru. Misalnya big data itu ada data scientist, atau AI master, sebelumnya itu tidak ada. Jadi selain hilang pekerjaan muncul pekerjaan baru," kata Rudi di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Selasa (9/10).
Lihat juga:Microsoft Ikut Suntik Dana untuk Grab |
"Banyak terjadi profesi baru dengan adanya teknlogi big data dan AI. Meskipun banyak yang hilang. Misalnya penjaga tol, manusia diganti mesin, nanti ada juga operator bank. Tidak usah khawatir, nanti akan muncul profesi baru yang juga bisa menggantikan yang hilang," ujar Rudi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) Sugiharto Santoso mengatakan manusia memang wajib untuk terus mengikuti perkembangan zaman dalam hal ini teknologi.
Oleh karena itu sumber daya manusia (SDM) harus senantiasa ditingkatkan kemampuannya. Sugiharto mengatakan edukasi penting di era digital ini, terutama terkait digitalisasi.
Lihat juga:Rekam Jejak Google Plus Sebelum Mati Suri |
Sugihatro mengatakan ke depannya masyarakat tidak bisa menyalahkan pemerintah ketika profesi tertentu digantikan oleh robot. Pasalnya masyarakat harus memiliki kemauan untuk belajar sehingga bisa merangkul profesi-profesi baru di era digital.
"Robot tidak bisa lakukan hal-hal yang tertentu seperti manusia. Kita tidak bisa menolak dan menyalahkan pemerintah ketika itu terjadi . Ketika robot menggantikan manusia, kita harus kasih edukasi. Tidak bisa kita demo karena pemerintah berikan pekerjaan ke robot. Kita yang harus tingkatkan kemampuan dengan adanya kesempatan kerja baru di era digital," tutur Sughiharto. (jnp/evn)
ARTIKEL TERKAIT

Samsung Resmikan Pusat Penelitian Kecerdasan Buatan Kedua
Teknologi 5 bulan yang lalu
Ketika Kecerdasan Buatan Tuntun Siswa Belajar
Teknologi 5 bulan yang lalu
Konten Porno Bakal Bisa Dideteksi dari Suara
Teknologi 5 bulan yang lalu
Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Penanganan Bencana
Teknologi 6 bulan yang lalu
Grab Klaim Adopsi AI & Big Data Dongkrak 30 Persen Pendapatan
Teknologi 6 bulan yang lalu
Kecerdasan Buatan Deteksi Kepribadian dari Gerakan Mata
Teknologi 6 bulan yang lalu
BACA JUGA

Fakta Anggaran Riset Indonesia yang Dikritik CEO Bukalapak
Ekonomi • 15 February 2019 14:30
Berkenalan dengan Imma, Influencer Virtual asal Tokyo
Gaya Hidup • 22 January 2019 17:02
Mengidentifikasi Penyakit lewat Raut Wajah
Gaya Hidup • 25 January 2019 07:17
Kemnaker Sebut Peningkatan Daya Saing Harus Dipercepat
Ekonomi • 19 December 2018 19:51
TERPOPULER

Mengenal Istilah Unicorn dalam 'Dunia' Startup
Teknologi • 4 jam yang lalu
Beda 'Kasta' Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Teknologi 3 jam yang lalu
4 Sosok di Balik Startup Unicorn Indonesia
Teknologi 1 jam yang lalu