Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga tahun sudah berlalu sejak perusahaan yang menaungi
Esemka diresmikan, namun mobil yang digadang-gadang akan menjadi
mobil nasional tersebut belum juga diproduksi atau diluncurkan. Kabar mobil Esemka timbul tenggelam begitu saja.
Awal Oktober, mobil Esemka kembali menjadi sorotan publik setelah Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan mendukung pembangunan industri mobil nasional.
Pada 2014, Jokowi mempromosikan mobil Esemka yang sudah dikelola oleh pihak swasta. Sebelumnya mobil itu juga dipakai oleh walikota Solo itu sebagai kendaraan dinas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kini Jokowi menyatakan produksi mobil Esemka tak lagi terkait dirinya. Pemerintah hanya mendorong uji emisi serta uji laik jalan.
"Urusan saya, urusan apa dengan produksi Esemka? Enggak ada urusan pemerintah. Itu dikerjakan penuh oleh industri, dikerjakan penuh oleh swasta," kata Jokowi di ICE BSD, pada pekan lalu.
Penasaran dengan kondisi terkini proses perakitan mobil Esemka,
CNNIndonesia.com mencoba kembali mengunjungi salah satu pabriknya yang ada di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah. Selain di Boyolali, proses perakitan mobil Esemka dikabarkan juga menggunakan fasilitas pabrik di Cileungsi, Bogor.
Pabrik mobil Esemka yang ada di Desa Demangan berjarak sekitar lima kilometer dari Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, Boyolali, Jawa Tengah. Sebelumnya,
CNNIndonesia.com pernah berkunjung ke sana pada Februari lalu.
Hasil pengamatan di lokasi pabrik, terlihat sudah ada banyak perubahan pada tampilan bangunannya. Dalam kunjungan sebelumnya, kondisi pabrik terlihat masih dalam tahap pembangunan dan belum terdapat papan nama yang dipasang.
Bagian belakang pabrik yang dulu berupa rangka-rangka besi kini sudah jadi bangunan besar seperti gedung perakitan. Terlihat juga ada semacam jalan naik-turun yang mungkin difungsikan sebagai tempat uji coba mobil.
 Pabrik Esemka di Boyolali. (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho) |
Ada logo Esemka di bagian atas gedung bercat merah yang tampak seperti
showroom mobil itu. Pada sisi gedung yang lain juga tertempel logo Esemka beserta tulisan PT. Solo Manufaktur Kreasi. Sementara, logo dan nama perusahaan yang ada di pagar gedung dan gapura depan pintu masuk ditutup dengan kain berwarna hitam sehingga tidak bisa terlihat jelas.
Tidak hanya itu, pagar di depan pabrik pun kini ditutup rapat dengan seng jadi tidak bisa terlihat dari dekat kondisi di dalam pabrik. Meski begitu, dari kejauhan bisa terlihat ada mobil berjenis pikap berwarna putih yang berjajar di halaman depan pabrik dan di dalam gedung bercat merah. Namun, tidak bisa dipastikan jelas berapa jumlahnya.
Kesan tertutup semakin jelas terlihat ketika
CNNIndonesia.com sedang mengambil gambar dari depan pabrik. Seorang petugas keamanan mencoba menghentikan serta meminta foto yang telah diambil untuk segera dihapus.
"Nanti jika memang sudah diresmikan, pasti pihak manajemen akan mengundang awak media," kata petugas keamanan itu.
 Deretan pikap yang diparkir di pabrik Esemka di Boyolali. (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho) |
Menurut cerita dari warga sekitar, sebelumnya juga ada wartawan yang diminta untuk menghapus fotonya karena mengambil gambar jajaran mobil pikap. Lebih lanjut, warga yang enggan disebutkan namanya tersebut membenarkan jika memang sudah ada banyak pikap yang terparkir di halaman pabrik Esemka. Ia menyebut jumlahnya mungkin lebih dari 50 mobil.
"Lebih sepertinya kalau 50 mobil ya. Di depan itu penuh, sampai yang di samping-samping juga ada," ucapnya.
Menurut warga itu, aktivitas mulai terlihat sekitar tiga bulan terakhir. Setelah mobil-mobil pikap diuji coba di jalan khusus yang ada di belakang kemudian diparkirkan di halaman pabrik.
Kepala Desa Demangan, Wijiyanto, mengatakan kegiatan produksi di pabrik Esemka sudah berjalan sejak enam bulan terakhir. Meski mengaku belum pernah melihat langsung aktivitas proses perakitan mobil dari dalam pabrik, namun pihaknya tetap memantau aktivitas yang ada di pabrik. Wijiyanto juga tidak mengetahui kapan mobil Esemka akan secara resmi diluncurkan.
"Dari proses pendatangan bahan, terus kemudian mesin, terus merakit,
assembling buat perakitan, terus sudah terparkir atau sudah jadi. Ya saya tahunya karena saya pantau," kata Wijiyanto, Kepala Desa Demangan, kepada
CNNIndonesia.com, Senin (29/10).
 Deretan pikap yang diparkir di pabrik Esemka di Boyolali. (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho) |
Produksi mobil Esemka kini dikendalikan oleh Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) yang dipimpin Abdullah Makhmud Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (2001-2004). Perusahaan itu diresmikan pada 2015 dan merupakan hasil kongsi antara perusahaan Hendropriyono, Adiperkasa Citra Lestari (ACL), dengan pemegang lisensi mobil Esemka, Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
Sampai saat ini diketahui delapan tipe mobil Esemka telah melewati serangkaian uji tipe sejak 2012. Delapan tipe itu terdiri dari lima model. Tiga model di antaranya adalah mobil komersial yaitu Bima, Digdaya dan Borneo, serta mobil penumpang yakni Niaga dan Garuda 1.
Delapan tipe mobil Esemka sudah lulus uji tipe, namun masih menggunakan standar emisi Euro 2. Pada 7 Oktober 2018 pemerintah memberlakukan Euro 4 dan belum ada satupun tipe mobil Esemka yang dinyatakan lulus uji tipe berdasarkan standar baru ini.
(dea/fea)