Jakarta, CNN Indonesia -- CEO
Lazada Alessandro Piscini mengakui sulitnya menghalau peredaran barang palsu bagi
e-commerce dengan model bisnis
customer to customer (C2C) di seluruh dunia. Sebab, dengan model bisnis C2C berarti semua orang yang memiliki akun Lazada bisa menjadi penjual.
Piscini juga mengakui bahwa barang-barang dari merek terkenal yang sering menjadi sasaran pemalsuan atau istilahnya KW. Oleh karena itu Lazada pun menggelontorkan LazMall untuk memastikan produk yang dibeli pelanggannya adalah produk asli, baik sepatu, tas, atau ponsel.
"Dari perspektif kami, kami juga ingin meyakinkan konsumen dengan adanya
channel terkait 100 persen menjaga keaslian barang. Dan kami akan buat channel itu lebih banyak. LazMall kami garansi itu semua barang asli," kata Piscini saat ditemui saat konferensi pers di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (1/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lazmall sendiri merupakan platform dimana akun-akun toko resmi Lazada dikumpulkan. Sehingga, di platform ini hanya pemegang merek, distributor dan penjual resmi yang bisa berjualan disana.
Sementara untuk layanan jual beli online reguler, Lazada menyebut pihaknya hanya bisa menjadi penengah antara pembeli dan penjual jika ditemukan barang palsu. Penindakan yang mungkin dilakukan adalah dengan melakukan pemblokiran akun penjual.
"Posisi kami adalah segera melakukan tindakan apabila ada laporan dari pemilik hak paten. Tindakan kami adalah dengan melakukan pemblokiran akun," ujar Piscini.
Selain keluhan dari pemegang merek, Piscini juga mengatakan bahwa review dari konsumen juga menjadi masukan bagi Lazada untuk menjaga platformnya dari peredaran barang palsu. Dengan adanya review, Lazada akan terbantu sehingga bisa melakukan penindakan lebih cepat.
"Kami selalu coba untuk membersihkan platform dari barang palsu secara otomatis maupun manual, makanya review dari konsumen juga penting," kata Piscini.
Piscini mengatakan pihaknya juga melakukan langkah pro-aktif untuk menekan peredaran barang palsu di platform. Salah satunya adalah dengan melakukan peninjauan tentang kebijakan Lazada.
"Kami terus meninjau
policy kami dan mendorong
policy untuk menekan peredaran barang palsu," ujar Piscini.
Dari segi sistem keamanan, Piscini juga mengatakan pihaknya menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang bisa mendeteksi peredaran barang palsu di platform Lazada.
"Kami ada
tool untuk menentukan mana yang palsu dan mana yang bukan. Tapi tentu saja masih saja bisa ada yang lolos karena ini kan semua orang bisa jualan," kata Piscini tanpa menjelaskan lebih rinci.
Lazada berkomitmen menjaga peredaran barang palsu di platformnya , apalagi sebentar lagi Lazada akan menggelar pesta diskon 11.11.
(jnp/eks)