Jakarta, CNN Indonesia -- Perumahan Lembar Santur, Kota
Sawahlunto, Sumatera Barat dikejutkan dengan
peretakan tanah sepanjang 40 meter. Peneliti bidang Geoteknik
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari menegaskan agar pemerintah segera mengidentifikasi tipe pergerakan tanah dari kejadian tersebut.
Pasalnya, Adrin menjelaskan pentingnya perkiraan risiko bencana di daerah tersebut dari identifikasi tipe pergerakan tanah.
"Peretakan jalan raya itu memang indikasi pergerakan tanah. Namun, yang perlu diketahui itu pergerakan tanah tipe apa, dari situ bisa kita lihat dan evaluasi risikonya," ujar Adrin saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Jumat (2/11).
Adrin mengatakan ada satu tipe pergerakan tanah yang harus diwaspadai yakni pergerakan tanah luncuran. Tipe pergerakan tanah ini bisa menyebabkan korban jiwa apabila tidak dilakukan langkah-langkah mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tipe luncuran bisa ada korban jiwa, terutama jika bergerak pada malam hari dan belum evakuasi. Tipe meluncur memiliki kecepatan dan resiko lebih tinggi," kata Adrin.
Adrin memperkirakan tipe pergerakan tanah yang terjadi di Perumahan Lemar Santur adalah tipe nendatan (
slump). Pergerakan tanah ini lebih jinak dari pada tipe pergerakan tanah luncuran.
"Kalau nendatan itu berupa amblesan tanah tapi bergerak secara perlahan. Nendatan itu hanya mengakibatkan kerugian infrastruktur dan harta benda," tutur Adrin.
Sebelumnya, pergerakan tanah terjadi pukul 05.00 WIB dan menyebabkan empat rumah rusak berat dan 22 anggota keluarga mengungsi.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, peristiwa tersebut juga menyebabkan 12 rumah rusak ringan.
(jnp/age)