Dihadang AS, China Bertekad Bangun Industri Cip Sendiri

CNN Indonesia
Senin, 05 Nov 2018 14:50 WIB
China bertekad untuk membangun industri cipnya sendiri setelah AS menghadang impor hardware dan software ke negara itu dalam rangka perang dagang keduanya.
Ilustrasi (REUTERS/Pichi Chuang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Akibat sanksi dagang Amerika Serikat, produsen semikonduktor China bertekad untuk membuat sendiri cip mereka di dalam negeri. Rencana ini diungkap oleh Fujian Jinhua Integrated Circuit Co Ltd, perusahaan semikonduktor yang disokong oleh pemerintah China.

"Era cip China sudah datang," seperti tertulis dalam pamflet promosi online baru-baru ini. Di bawah pernyataan itu disertakan gambar board circuit dengan bendera China.

"China memang sempat bergantung pada cip impor, tapi berkat kerja keras dari para ahli cip yang tak terhitung jumlahnya telah membuat 90 persen impor cip kini bisa diproduksi secara lokal," seperti disebutkan perusahaan yang mengklaim sebagai pemimpin industri teknologi di China itu lagi, seperti dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli cip ini disebut berasal dari para pekerja China di seluruh dunia seperti dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

"Ikut bersama kami ke era yang menjadi milik China."

Namun, ambisi besar itu mesti menghadapi tantangan. Sebab, Kamis (1/11) lalu Departemen Kehakiman AS menuntut Fujian Jinhua dan United Microelectronics Corp (UMC) perusahaan mikroelektronik asal Taiwan karena melakukan mata-mata industri.

Tuntutan itu menyebut bahwa kedua perusahaanb bersekongkol untuk mencuri rahasia dagang dari perusahan semikonduktor Micron Technology. Mereka disebut akan mencuri hasil riset dan pengembangan perangkat penyimpan memori.

Dibawah kerjasama yang ditandangani pada 2016, UMC membangun teknologi terkait memori untuk perusahaan China. Tuntutan ini datang setelah Departemen Perdagangan AS melarang perusahaan AS untuk menjual komponen hardware dan software kepada perusahaan China dan UMC.

Namun, Fujian menyangkal tuduhan itu. Dalam pernyataan di situsnya, perusahaan itu menyebut tidak mencuri teknologi apapun dan "selalu menempatkan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual". Selain itu, UMC juga berkilah bahwa perusahaannya segera menghentikan penelitian dan pengembangan yang dilakukan bersama Fujian. 

Pejabat pemerintah China menyebut bahwa Fujian memiliki nilai strategis untuk meningkatkan perkembangan teknologi lokal di bawah rencana "Made in China 2025".

Ini adalah program pemerintah China untuk mengejar ketertinggalan teknologi di bidang semikonduktor. Sebab selama ini pasokan semikonduktor di negeri tirai bambu itu sudah lama bergantung pada impor terutama dari AS. (eks/eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER