Jakarta, CNN Indonesia --
Gojek kabarnya akan segera mengaspal di
Singapura pada akhir November. Saat ini, layanan transportasi
online tersebut telah membuka portal untuk melakukan perekrutan pengemudi di negeri Singa itu.
Dalam wawancara di Bloomberg New Economy Forum in Singapore, Rabu(7/11), CEO Gojek Nadiem Makarim mengakui bahwa layanannya akan segera mengaspal di Singapura.
"Kami sudah ada di Vietnam, selanjutnya adalah Singapura dan Thailand yang akan meluncur dalam waktu yang hampir bersamaan, sehingga semoga Anda disini akan segera mendapat opsi lain dan Filipina segera menyusul," tuturnya seperti dikutip
Bloomberg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Portal perekrutan pengemudi itu sendiri meluncur pada, akhir Oktober (29/10) lalu. Pengemudi yang mendaftar berkesempatan untuk menjadi "rekan pengemudi pertama" di Singapura, jelas pernyataan perusahaan itu.
Perusahaan itu mengklaim ada banyak ketertarikan dari pengemudi di Singapura. Selain itu regulator di Singapura (Land Transport Authority) memastikan bahwa pengemudi bebas memilih untuk bergabung dengan layanan manapun.
Tidak boleh ada ikatan eksklusif bahwa pengemudi hanya boleh menggunakan satu platform saja. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga pasar tetap terbuka dan kompetitif.
"Dalam beberapa minggu ke depan, pengemudi yang tertarik dan memberikan detil kontak akan mendapat notifikasi dari Gojek dengan detil dan langkah lanjutan bagaimana bergabung dengan Gojek Singapura ketika perusahaan telah resmi,"seperti dikutip dari
Channel News Asia.
Portal ini hanya digunakan untuk pra pendaftaran pengemudi. Setelah beberapa jam dibuka, Gojek mengklaim bahwa sudah ada ribuan pengemudi yang mendaftar walau menolak untuk memberikan angka detil. Kebanyakan adalah mereka yang kecewa dengan layanan Grab, seperti ditulis
The Independent.
Pengumuman ini dilakukan setelah Gojek resmi beroperasi di ibukota Vietnam, Hanoi pada September lalu. Gojek menggelontorkan US$500 juta (Rp7,3 triliun) untuk proyek ekspansinya ini.
Untuk ekspansinya ini, Nadiem menyebut bahwa layanan transportasi online miliknya hanya akan beroperasi di kota-kota besar yang memiliki masalah kemacetan di Asia Tenggara.
"Kami pada dasarnya masuk ke wilayah yang akut, intinya kota besar. Sejujurnya ketika anda masuk ke kota tier 3 di Indonesia, kemacetan tidak terlalu parah. Ada masalah lain disana, inklusi finansial," tandasnya.
(eks/eks)