Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan (
Kemenhan) menyebut bahwa institusinya menerima 60 sampai 80 ribu
serangan siber dalam sehari.
Namun, menurut Kepala Pusat Pertahanan Siber Kementerian Pertahanan Marsekal Pertama Raja Manalu jumlah ini belum merepresentasikan keseluruhan serangan siber di Indonesia.
"Angka tersebut kami dapatkan dalam sehari melalui
monitoring jam 8 pagi hingga ke jam 8 pagi (lagi). Kami lakukan pengawasan dalam 24 jam," kata Raja saat ditemui di sela-sela acara Indo Defence di Jiexpo, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan serangan sebanyak ini, Raja mengatakan kemungkinan besar Indonesia masuk lima besar negara yang paling sering diserang
hacker.
"Kalau negara itu menurut saya kita itu mungkin masuk lima besar. Logikanya (karena) kita nomor lima internet user terbesar di dunia. Setelah Amerika, China, India dan Brazil," ujar Raja.
Menurut Raja pihaknya melindungi data-data strategis Kementerian Pertahanan. Ia tidak bisa menyebutkan data-data apa saja karena merupakan informasi rahasia yang tidak bisa dibagikan sembarangan.
"Sekarang ini kami amankan tujuh titik infrastruktur kritisnya Kemenhan. Kami tidak bisa sebutkan secara spesifik," ujar Raja.
Kendati demikian ia memberi contoh data-data strategis misalnya data informasi personil Tentara Negara Indonesia. Data di Kementerian Pertahanan memang terintegrasi dengan data TNI.
"Contohnya itu data personil. Kalau bisa diubah itu runyam. Alamat, umur, golongan darah, dan penghargaan. Belum data-data lain notulen rapat atau surat rahasia," kata Raja.
Catatan redaksi: Judul dan paragraf pertama pada
artikel ini diubah pada Rabu (7/11). Sebelumnya tertulis "Indonesia Terima 80 Ribu Serangan 'Hacker' Tiap Hari". Perubahan dilakukan karena terdapat kesalahan persepsi redaksi. Demikian ralat dilakukan. (jnp/eks)