Jakarta, CNN Indonesia -- Masa transisi dari musim panas ke penghujan berpotensi terhadap terjadinya bencana
puting beliung. Beberapa daerah di Indonesia seperti Gresik, Timor Tengah, Jombang dan yang terbaru Bogor telah mengalami bencana angin kencang itu.
Menurut
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika fenomena puting beliung sebenarnya merupakan fenomena cuaca alamiah yg biasa terjadi. Angin tersebut lebih sering terjadi di musim pancaroba dibanding musim lainnya.
"Kejadian hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan musim hujan saat kondisi cuaca pg cerah dan terik," jelas BMKG melalui keterangan tertulisnya kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, puting beliung terjadi di lingkup yang lokal. Luasannya hanya 5-10 km dengan waktu paling lama 10 menit saja.
Angin ini sering terjadi di siang atau sore hari, jika tidak paling lambat sore sebelum Matahari tenggelam. Dia bergerak secara garis lurus.
Namun sayangnya, kedatangan angin ini tidak bisa diprediksi secara spesifik. BMKG menyebut dia hanya bisa diprediksi 0,5 - 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda - tandanya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 persen.
Angin tersebut berasal dari awan
Cumulonimbus, bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya). Namun perlu dicatat bahwa tidak semua awan CB menimbulkan puting beliung.
BMKG juga mengatakan kecil kemungkinan angin ini kembali ke tempat yang sama yang pernah dilewatinya dalam kejadian itu.
Sementara itu, cuaca mendung gelap akibat adanya awan
Cumulonimbus telah menyebabkan bencana puting beliung menerjang wilayah Bogor Selatan Kota Bogor pada Rabu (6/12) pukul 15.00 WIB.
Puting beliung kemudian disertai hujan deras dan pohon tumbang melanda wilayah Kelurahan Cipaku, Kelurahan Batutulis, Kelurahan Pamoyanan dan Kelurahan Lawanggintung Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengungkapkan bahwa dampak puting beliung menyebabkan satu orang meninggal dunia atas nama Eni Retno (46 tahun) warga Perumahan Bogor Nirwana Residence, Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.
Di sisi lain, data sementara BNPB menyebut sebanyak 50 unit rumah mengalami kerusakan. Diperkirakan jumlah rumah rusak akan bertambah karena banyak rumah yang terdampak puting beliung di 4 kelurahan. 6 unit kendaraan ringsek. Pohon tumbang di 5 titik di kawasan Bogor Selatan.
(kst/age/age)