
Tri Tertarik Jika Frekuensi Jasnita Dilelang, Indosat Ragu
CNN Indonesia | Selasa, 11/12/2018 20:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Hutchison Tri Indonesia mengatakan pihaknya tertarik untuk ikut dalam lelang frekuensi yang dulunya dimiliki PT Jasnita Telekomindo. Namun, itu akan dilakukan jika pemerintah melelang frekuensi 2,3 GHz yang sebelumnya ditempati Jasnita.
"Ya kalau misalnya ada yang buka pasti kita tertarik tapi kita tunggu dari pemerintah aja," ujar Dolly Susanto, Chief Commercial Officer 3 (Tri) Indonesia dalam konferensi pers di Ice Palace, Jakarta Selatan, Selasa (11/12).
Hal itu berbeda dengan Indosat Ooredoo yang masih ragu untuk ikut dalam lelang frekuensi di Sulawesi bagian utara itu atau tidak. Perusahaan masih harus menghitung apakah pembelian itu sesuai dengan kebutuhannya.
"Kita masih coba berhitung 2,3 GHz seberapa cost (biaya) dan benefit-nya (keuntungannya) untuk kita. Kita mau coba utilize dengan yang kami punya," ujar Joko Riswadi Division Head RAN/Access NSAS Indosat dalam konferensi pers di kantornya pada Selasa (11/12).
PT Jasnita sendiri telah mengembalikan frekuensi yang dipinjamkan pemerintah setelah gagal membayar kewajiban Biaya Hak Pengguna (BHP) frekuensi radio selama dua tahun sejak 2016. Jasnita hanya menggunakan 5 MHz dan lokal.
Pasar BWA sepi
Joko menjelaskan bahwa pertumbuhan pengguna di jaringan BWA (broadband wireless access) cenderung stagnan. Meski demikian, mantan perusahaan plat merah ini masih memiliki layanan BWA IM2 (Indosat M2).
Hal itulah yang menyebabkan Indosat masih harus menghitung juga untuk menambah ekspansi bisnis BWA. Malah, perusahaan ingin masuk ke frekuensi dengan teknologi netral saja.
"Saya lihat pertumbuhannya agak stagnan. Kita pengen sih teknologi netral jadi nggak terkotak-kotak ke satu teknologi tertentu. Itu kan 800, 900, 1800, semuanya netral. Kami nggak mau yang mengalihkan khusus ke teknologi ini," lanjutnya.
Sementara itu, Tri mengatakan pihaknya juga mau masuk ke bisnis BWA jika hal itu memang keinginan pasar. Namun saat ini, Tri tak melihat banyak pengguna BWA.
"Kayaknya sih enggak terlalu (banyak) ya (penggunanya). Tapi ya ada kayak Smartfren kan di 2.300 (MHz) juga kan. Makin hari juga makin banyak handphone ke 2.300 (MHz)," kata Dolly.
Sebelumnya, Kemenkominfo mengatakan pihaknya mengharapkan operator menjalankan teknologi netral agar bisa dipakai untuk teknologi apa saja. Jadi misalnya operator ingin mengubah teknologi dari 4G ke 5G maka operator tak perlu melakukan pengajuan izin ulang terhadap pemerintah. (kst/eks)
"Ya kalau misalnya ada yang buka pasti kita tertarik tapi kita tunggu dari pemerintah aja," ujar Dolly Susanto, Chief Commercial Officer 3 (Tri) Indonesia dalam konferensi pers di Ice Palace, Jakarta Selatan, Selasa (11/12).
Hal itu berbeda dengan Indosat Ooredoo yang masih ragu untuk ikut dalam lelang frekuensi di Sulawesi bagian utara itu atau tidak. Perusahaan masih harus menghitung apakah pembelian itu sesuai dengan kebutuhannya.
Lihat juga:XL Axiata Minat Beli Frekuensi Bekas Jasnita |
"Kita masih coba berhitung 2,3 GHz seberapa cost (biaya) dan benefit-nya (keuntungannya) untuk kita. Kita mau coba utilize dengan yang kami punya," ujar Joko Riswadi Division Head RAN/Access NSAS Indosat dalam konferensi pers di kantornya pada Selasa (11/12).
PT Jasnita sendiri telah mengembalikan frekuensi yang dipinjamkan pemerintah setelah gagal membayar kewajiban Biaya Hak Pengguna (BHP) frekuensi radio selama dua tahun sejak 2016. Jasnita hanya menggunakan 5 MHz dan lokal.
Lihat juga:Sengkarut Bolt, Hidup Segan Mati Enggan |
Pasar BWA sepi
Joko menjelaskan bahwa pertumbuhan pengguna di jaringan BWA (broadband wireless access) cenderung stagnan. Meski demikian, mantan perusahaan plat merah ini masih memiliki layanan BWA IM2 (Indosat M2).
Hal itulah yang menyebabkan Indosat masih harus menghitung juga untuk menambah ekspansi bisnis BWA. Malah, perusahaan ingin masuk ke frekuensi dengan teknologi netral saja.
"Saya lihat pertumbuhannya agak stagnan. Kita pengen sih teknologi netral jadi nggak terkotak-kotak ke satu teknologi tertentu. Itu kan 800, 900, 1800, semuanya netral. Kami nggak mau yang mengalihkan khusus ke teknologi ini," lanjutnya.
Sementara itu, Tri mengatakan pihaknya juga mau masuk ke bisnis BWA jika hal itu memang keinginan pasar. Namun saat ini, Tri tak melihat banyak pengguna BWA.
"Kayaknya sih enggak terlalu (banyak) ya (penggunanya). Tapi ya ada kayak Smartfren kan di 2.300 (MHz) juga kan. Makin hari juga makin banyak handphone ke 2.300 (MHz)," kata Dolly.
Sebelumnya, Kemenkominfo mengatakan pihaknya mengharapkan operator menjalankan teknologi netral agar bisa dipakai untuk teknologi apa saja. Jadi misalnya operator ingin mengubah teknologi dari 4G ke 5G maka operator tak perlu melakukan pengajuan izin ulang terhadap pemerintah. (kst/eks)
FOKUS
Bolt Resmi Dimatikan |
ARTIKEL TERKAIT

Tri Gelar 8 Ribu BTS dan Target Jutaan Pelanggan Baru di 2019
Teknologi 2 bulan yang lalu
XL Axiata Minat Beli Frekuensi Bekas Jasnita
Teknologi 2 bulan yang lalu
Kominfo Plin Plan Soal Cabut Lisensi Milik First Media & Bolt
Teknologi 3 bulan yang lalu
Jasnita Lepas Izin Lisensi Frekuensi 2,3 GHz
Teknologi 3 bulan yang lalu
Jaringan Lelet, Indosat Berkilah Tengah Migrasi
Teknologi 3 bulan yang lalu
Bisnis Seluler Menciut, Indosat Investasi Solusi Bisnis
Teknologi 3 bulan yang lalu
BACA JUGA

Pengguna Nomor Indosat Terima SMS Reuni 212 'Ditunggangi' HTI
Nasional • 02 December 2018 14:58
Chris Kanter Jadi Dirut Baru Indosat
Ekonomi • 17 October 2018 17:26
Joy Wahjudi Tak Lagi Pimpin Indosat karena Alasan Pribadi
Ekonomi • 26 September 2018 12:51