Jakarta, CNN Indonesia -- Para ahli mengumumkan mereka berulangkali menerima ledakan sinyal radio pendek (fast radio burst - FRB) dari ruang angkasa. Sinyal radio ini berasal dari luar Galaksi Bima Sakti berjarak 1,5 miliar tahun cahaya. Mereka telah merekam temuan ledakan sinyal radio pendek kedua, seperti dipublikasikan jurnal Nature, Rabu (9/1). Temuan ini dipresentasikan juga di pertemuan ke-233 Komunitas Astronom Amerika di Seattle.
Ledakan radio ini hanya kilasan beberapa milisekon dan ledakan cepat semacam ini bukan kejadian langka di luar angkasa. Bedanya, ledakan kedua terjadi berturutan. Kejadian ini menyisakan misteri soal dari mana dan mengapa gelombang radio ini terjadi. Gelombang radio luar angkasa inilah yang menjadi dasar asumsi bahwa ada kehidupan lain di luar angkasa yang menciptakan gelombang itu.
Gelombang radio pertama ditemukan pada 2015 oleh teleskop radio Arecibo dan dinamakan FRB 121102. Baru pada 2018 terungkap kalau gelombang radio ini melepaskan energi yang sangat besar. Gelombang radio cepat yang berulang berikutnya dinamakan FRB 180814.J0422+73 dan direkam enam kali dari lokasi yang sama. Gelombang ini dideteksi oleh Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment atau CHIME.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika menerima 12 ledakan sinyal singular cepat itu, teleskop radio ini masih dalam fase persiapan sebelum beroperasi penuh pada pertengahan 2018.
Para peneliti percaya kalau ledakan radio lainnya akan ditemukan lagi. Sehingga mereka bisa menentukan dari mana ledakan ini berasal.
"Dengan lebih banyak
repeater dan ketersediaan sumber lain untuk dipelajari, kami mungkin akan mengetahui teka-teki alam semesta, dari mana mereka berasal dan apa yang menyebabkannya," jelas Ingrid Stairs, anggota tim CHIME dan seorang astrofisika dari Universitas British Columbia, seperti dikutip
CNN. Salah satu hipotesa menyebut penyebab ledakan radio ini adalah akibat peristiwa astrofisika hebat. Sinyal radio cepat yang berulang pertama kali direkam pada frekuensi 700 megahertz. Tapi frekuensi radio yang diterima CHIME ada di 400 megahertz.
"[Sekarang kami tahu] sumber bisa memproduksi gelombang radio frekuensi rendah dan gelombang ini bisa lepas dari lingkungannya dan tidak terlalu terpecah ketika sampai ke Bumi," tutur Tom Landecker, anggota tim CHIME dari Konsulat Peneliti Nasional Kanada dalam pernyataannya.
"Hal ini memberi petunjuk kepada kami sesuatu mengenai lingkungan (sumber ledakan itu). Kami belum menyelesaikan masalah ini, tapi setidaknya mengungkap beberapa bagian dari teka-teki ini."
Deteksi gelombang radio frekuensi rendah terbaru ini bisa saja berasal dari sumber semburan berbeda. Terdeteksinya "hamburan" terdeteksi dalam ledakan radio cepat, dipercaya tim CHIME diindikasikan bersumber dari benda astrofisika yang kuat.
"Itu bisa berarti [sumbernya] berada di kepadatan seperti sisa supernova," kata anggota tim Cherry Ng, seorang astronom di University of Toronto, dalam sebuah pernyataan. "Atau di dekat pusat lubang hitam di galaksi. Tetapi (intinya sumber itu) harus ada di tempat khusus sehingga kita semua bisa melihat hamburannya."
Dan ketika CHIME mampu pendeteksian semburan gelombang itu keika belum sepenuhnya berjalan, para peneliti berharap teleskop radio baru yang sudah beroperasi penuh itu bisa membantu mereka menemukan jawaban tentang sinyal misterius ini.
(eks/eks/age)